Dalam pidatonya di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 77, Perdana Menteri Israel, Yair Lapid mengatakan bahwa Israel mengakui adanya negara Palestina. Kendati demikian, banyak pihak menganggap itu omong kosong belaka.
“Sebagian besar orang Israel mendukung visi solusi dua negara,” ujar Yair Lapid, Kamis, 22 September 2022. Setelah bertahun-tahun melakukan pendudukan di Palestina, pernyataan PM Israel ini dinilai sebagai kemajuan yang memungkinkan semakin dekatnya kemerdekaan bagi bangsa Palestina.
Solusi Dua Negara
Yair Lapid menyampailkan bahwa kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan, ekonomi, dan masa depan anak-anak Israel. Dengan yakin, ia mengatakan jika hari ini sebagian besar orang Israel mendukung visi solusi dua negara ini.
Akan tetapi, jejak pendapat dari Institut Demokrasi Israel mengatakan sebaliknya. Pasalnya, hanya 31 persen orang Yahudi Israel yang berpikir bahwa pemerintah yang dibentuk setelah pemilihan 1 November harus mencoba untuk memajukan solusi dua negara.
Menurut jajak pendapat, 58% orang Yahudi Israel menentang langkah seperti itu, dengan 11% lainnya ragu-ragu.
Di antara orang Arab Israel, dukungan untuk solusi dua negara yang potensial jauh lebih tinggi, dengan 60% setuju bahwa pemerintah berikutnya harus mendorong hasil diplomatik seperti itu.
Pengamat Politik: Israel Tidak Serius!
Dikutip dari news.cn, Ahmad Rafiq Awwad, seorang profesor ilmu politik di Universitas Al-Quds, mengatakan pidato Lapid “tidak serius” dan “tidak menawarkan apapun.”
Menurut Ahmad Rafiq, Lapid sedang membutuhkan suara dari Arab-Israel dan dukungan dari partai-partai kiri untuk menang dalam pemilihan berikutnya. Dia juga menilai kalau Lapid menggunakan pidatonya di depan Majelis Umum PBB sebagai momen kampanye.
Pemilu Israel dijadwalkan pada 1 November 2022, yang kemungkinan menjadi panggung duel hanya dua calon. Yakni, Yair Lapid dan Benjamin Netanyahu.
Komentar sinis juga dilontarkan oleh seorang analis yang tinggal di Ramallah, Abdulmajid Sweilem. “Tidak percaya pada solusi dua negara,” ungkapnya. Menurut Sweilem, selama ini tidak ada perdana Menteri Israel yang benar-benar mau membuktikan solusi politik nyata dengan Palestina.
Respon Presiden Palestina
Masih di forum PBB, keesokan harinya giliran dari Presiden Mahmoud Abbas yang berpidato. Pada kesempatan itu, ia merespon pidato Lapid yang menurutnya sudah positif namun perlu keseriusan lebih lanjut.
“Ujian nyata dari keseriusan dan kredibilitas posisi ini adalah pemerintah Israel duduk di meja perundingan segera untuk menerapkan solusi dua negara,” ujar Mahmoud Abbas.
Polisi Israel Masih di Masjid Al-Aqsa
Sementara itu, tak lama berselang dari waktu pidato PM Israel, kantor berita resmi Palestina melaporkan bahwa polisi masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada hari Senin. Mereka memindahkan sekaligus menyediakan tempat bagi Yahudi ultranasionalis yang merayakan Tahun Baru Yahudi (dari 25 hingga 27 September tahun ini).
Dalam pemberitaan Republika, tahun 2022 adalah tahun terburuk bagi masyarakat Palestina. Sebab angka kematian tinggi dan meningkat hingga 57% dibanding tahun sebelumnya.
Pengamat politik yang juga tinggal di Ramallah, Haytham Daraghmeh, menilai bahwa dua solusi dua negara tidak ada lagi mengingat peningkatan pembangunan pemukiman Israel yang merusak tanah Palestina hari demi hari, di samping ketidakpatuhan Israel dengan PBB dan internasional.