Sediksi – Penggemar anime pasti sudah tidak asing lagi dengan nama MAPPA, sebuah studio yang telah memproduksi beberapa seri anime yang paling populer dan terkenal dalam beberapa tahun terakhir, seperti Jujutsu Kaisen, Attack on Titan: The Final Season, dan Chainsaw Man.
Animasi Garapan MAPPA ini menempatkan sebuah seri ke dalam jenjang berikutnya dalam sebuah animasi, entah dari segi cerita, kualitas grafis, scene pertarungan, detail mata hingga hype-nya.
Fenomena ini dikenal dengan istilah MAPPA Effect, sebuah istilah yang mengacu pada reaksi dan harapan yang bercampur-baur yang dihasilkan oleh studio ini di antara komunitas anime.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan MAPPA studio, apa itu istilah MAPPA effect, dan bagaimana studio ini mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Perjalanan MAPPA Studio
MAPPA didirikan pada tahun 2011 oleh Masao Maruyama, seorang produser veteran dan salah satu pendiri Madhouse, salah satu studio anime paling terkenal di Jepang. Maruyama meninggalkan Madhouse setelah 40 tahun bekerja di sana, karena kesulitan keuangan dan perbedaan kreatif.
Dia ingin membuat studio baru yang akan fokus pada proyek-proyek orisinal dan beragam, serta mendukung kreator-kreator muda dan berbakat. Nama MAPPA adalah singkatan dari Maruyama Animation Produce Project Association.
Sejak awal berdirinya, MAPPA telah memproduksi berbagai karya anime, mulai dari aksi, drama, komedi, olahraga, horor, fantasi, dan lain-lain.
Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Terror in Resonance, Yuri!!! on Ice, In This Corner of the World, Kakegurui, Banana Fish, Zombie Land Saga, Dororo, Dorohedoro, The God of High School, Jujutsu Kaisen, Attack on Titan: The Final Season, Vinland Saga Season 2, dan Chainsaw Man.
Studio ini juga telah berkolaborasi dengan sutradara dan seniman terkenal lainnya, seperti Shinichiro Watanabe (Cowboy Bebop), Sunao Katabuchi (Mai Mai Miracle), Sayo Yamamoto (Lupin III: The Woman Called Fujiko Mine), dan Kensuke Ushio (A Silent Voice).
Apa itu Istilah MAPPA Effect?
Istilah MAPPA Effect adalah istilah yang menggambarkan fenomena bagaimana karya anime MAPPA menghasilkan harapan dan hype yang tinggi di antara penggemar anime, tetapi juga menghadapi kritik dan kecaman yang keras karena berbagai alasan. Beberapa alasan tersebut antara lain:
- Penggunaan CGI (computer-generated imagery) dalam beberapa karya anime-nya, terutama dalam adegan aksi. Beberapa penggemar berpendapat bahwa CGI terlihat tidak alami dan tidak konsisten dengan gaya animasi 2D, sementara yang lain mengapresiasi kecepatan dan dinamisme yang ditawarkan oleh CGI.
- Pilihan dan perubahan adaptasi yang dilakukan oleh MAPPA ketika mengadaptasi seri manga atau webtoon menjadi anime. Beberapa penggemar mengeluh bahwa MAPPA memotong atau mengubah beberapa adegan atau detail dari materi sumber aslinya, sementara yang lain memuji MAPPA karena meningkatkan atau memperbaiki cerita atau karakter.
- Beban kerja dan jadwal yang diberlakukan oleh MAPPA kepada staf dan animatornya. Beberapa penggemar menuduh MAPPA melakukan pekerjaan berlebihan dan membayar rendah kepada karyawannya, sehingga menghasilkan kualitas atau animasi yang buruk atau terburu-buru. Yang lain membela MAPPA karena melakukan yang terbaik di bawah batas waktu dan anggaran yang ketat.
Efek MAPPA dapat dilihat pada beberapa karya anime terbarunya, seperti:
- The God of High School: Sebuah adaptasi webtoon yang mendapat ulasan beragam karena ceritanya yang cepat dan kacau, tetapi juga dipuji karena adegan pertarungannya yang menakjubkan dan soundtracknya.
- Jujutsu Kaisen: Sebuah adaptasi manga yang menjadi salah satu seri anime paling populer dan terkenal tahun 2020-2021, karena plot, karakter, animasi, dan musiknya yang menarik.
- Attack on Titan: The Final Season: Sebuah adaptasi manga yang mengambil alih dari Wit Studio untuk arc terakhir dari seri ini. Ini menghadapi harapan dan pengawasan yang tinggi dari penggemar yang membandingkannya dengan musim sebelumnya. Ini juga menimbulkan kontroversi karena penggunaan CGI di beberapa adegan yang melibatkan Titan.
- Chainsaw Man: Sebuah adaptasi manga yang belum dirilis tetapi sudah menghasilkan hype dan antisipasi yang besar di antara penggemar yang penasaran bagaimana MAPPA akan menangani gore dan kekerasan dari seri ini.
Bagaimana MAPPA Mengutamakan Kualitas daripada Kuantitas
Meskipun menghadapi tantangan dan kritik, tidak dapat dipungkiri bahwa studio ini telah memproduksi beberapa karya anime yang paling mengesankan dan berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir.
MAPPA telah menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk mengambil risiko dan bereksperimen dengan genre dan gaya animasi yang berbeda. Ia juga telah menunjukkan komitmennya terhadap kualitas daripada kuantitas dengan fokus pada proyek-proyek yang lebih sedikit tetapi lebih berdampak per tahun.
Menurut sebuah wawancara dengan Manabu Otsuka, CEO MAPPA yang menggantikan Maruyama pada tahun 2016, filosofi MAPPA adalah menciptakan karya anime yang dapat menarik baik bagi penonton domestik maupun internasional.
Ia juga menyatakan bahwa tujuan MAPPA adalah membuat karya anime yang dapat bertahan selama puluhan tahun dan menjadi klasik.
Itulah dia ulasan mengenai istilah MAPPA Effect. MAPPA adalah sebuah studio yang telah membuat dampak besar pada industri dan fandom anime.
Ia telah memproduksi beberapa karya anime yang paling berkesan dan terkenal dalam dekade terakhir, tetapi ia juga menghadapi beberapa reaksi paling intens dan berseberangan dari penggemar.
Sementara istilah MAPPA Effect adalah fenomena yang mencerminkan hubungan yang kompleks dan dinamis antara MAPPA dan audiensnya. Ini adalah istilah yang menantang kita untuk berpikir kritis dan menghargai seni dan kerajinan pembuatan anime.