Sediksi.com – Yunani kuno terkenal akan cerita dan kepercayaan-kepercayaannya yang beragam dan tak biasa. Salah satunya adalah kisah tentang kacang fava, yang dianggap lebih dari sekadar sumber protein oleh filsuf besar Pythagoras dan pengikutnya.
Dan ini adalah kepercayaan aneh orang Yunani kuno tentang kacang, yang dianut oleh Pytaghoras. Ia percaya bahwa kacang fava memegang jiwa orang yang telah meninggal.
Pythagoras piker bahwa kacang ini menyebabkan gas, yang dia yakini mengambil ‘nafas kehidupan’ seseorang. Lalu bagaimana kisah Pythagoras dan kepercayaan aneh orang Yunani tentang kacang ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Tentang Pythagoras
Pythagoras adalah seorang filsuf Yunani kuno yang dikenal karena banyak penemuannya di bidang matematika dan ilmiah dasar. Ia lahir di Yunani kuno sekitar 570 SM, dan kemudian ia pindah ke Italia selatan, tertarik karena cuaca yang menyenangkan dan pemandangan yang indah, serta untuk mendirikan sebuah komunitas.
Di sekolah, Pythagoras mengajar murid-muridnya bahwa angka sangat penting, bahkan pada inti alam semesta itu sendiri. Fakta menarik tentangnya adalah Pythagoras seorang vegetarian, akan tetapi ia dan para pengikutnya sangat menghindari kacang fava (kacang oncet).
Rincian tentang kehidupannya banyak diselubungi legenda, tetapi ia nampaknya adalah anak dari Mnesarkos, seorang pengukir permata atau saudagar kaya di Pulau Samos, lepas pantai Anatolia.
Ajaran yang paling jelas dikemukakan oleh Pythagoras adalah metempsikosis, yakni keyakinan bahwa setiap jiwa itu abadi, dan setelah kematian, jiwa tersebut akan masuk ke tubuh yang baru; reinkarnasi.
Kepercayaan Aneh Orang Yunani Kuno tentang Kacang
Sekarang mari kita bahas kepercayaan aneh orang Yunani kuno tentang kacang. Pythagoras, matematikawan dan filsuf Yunani yang namanya diabadikan dalam teorema yang kita kenal, memiliki pandangan yang unik terhadap kacang fava.
Baginya, kacang ini bukanlah makanan biasa, melainkan wadah jiwa-jiwa yang telah meninggal dunia. Kepercayaan ini mungkin terdengar aneh bagi kita, namun bagi Pythagoras, ini adalah bagian dari filosofi hidup yang mendalam.
Menurut catatan sejarah, Pythagoras dan pengikutnya sangat menghindari kacang fava. Mereka percaya bahwa kacang fava mengandung jiwa-jiwa yang telah mati, sebuah konsep yang dikenal dengan ‘metempsikosis’ atau perpindahan jiwa tadi.
Dilansir dari laman Acient Origins, ada legenda yang mengatakan bahwa Pythagoras ini mengambil waktu disela jadwal sibuknya untuk menjelaskan kepada seekor lembu bahwa ia tidak boleh makan kacang lagi.
Cerita ini tersebat karena terjadi ketika beberapa gembala melihat kejadian tersebut, dan para gembala menertawakannya, hingga mempertanyakan kewarasan dari Pythagoras.
Akan tetapi tawa tersebut berhenti dan berubah jadi terkejut ketika lembu tersebut benar-benar berhenti untuk makan kacang, yang berarti mengindahkan nasihat Pythagoras.
Baca Juga: Tarrare: Kisah Manusia Pemakan Segalanya
Hebatnya lagi, ternyata lembu, yang diet untuk tidak makan kacang, justru hidup lebih lama daripada sapi lainnya yang tetap makan kacang fava, akhirnya mencapai status suci karena umur panjangnya.
Lalu kenapa Pythagoras mempercayai hal ini? Kepercayaanya ini tak lepas dari ajarannya soal renkarnasi, dan kenapa ia memutuskan untuk jadi vegetarian dan tidak makan daging sekalipun adalah karena ia ingin menghindari scenario memakan orang yang dicintainya tanpa sadar.
Seperti yang dikatakan di atas, bahwa metempsikosis ini percaya roh seseorang bisa bereinkarnasi lagi entah hewan atau manusia.
Terus apa kaitannya dengan kepercayaan aneh orang Yunani kuno tentang kacang fava ini? Padahal kan Pythagoras sendiri vegetarian, seharusnya gakpapa dong?
Ini karena ia pernah menguji teorinya, ia pernah mengubur beberapa biji kacang fava ini dan menunggu mereka tumbuh selama beberapa minggu. Alhasil setelah menggalinya lagi, kacang fava ini terlihat seperti janin manusia.
Karena hal itulah, Pythagoras menyimpulkan bahwa makan kacang sama saja dengan melakukan perilaku kanibalisme, karena kacang menurutnya mengandung jiwa orang mati.
Diogenes pernah mengusulkan kepada Pythagoras untuk menolak kacang fava ini dengan alasan bahwa menyebabkan perut kembung dan mengganggu pikiran, alih-alih kepercayaannya tersebut.
Ia mengatakan “seseorang harus berpantang dari kacang fava, karena mereka penuh dengan angin dan mengambil bagian dalam jiwa, dan jika seorang menghindarinya, maka perutnya akan tenang, juga mimpinya.”
Itulah dia ulasan kepercayaan aneh orang Yunani kuno tentang kacang. Kisah Pythagoras dan kacang fava adalah salah satu contoh bagaimana kepercayaan kuno dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap dunia.
Meskipun bagi banyak orang kepercayaan ini mungkin terlihat tidak masuk akal, namun bagi Pythagoras, ini adalah bagian dari pencarian makna hidup yang lebih besar.