Sediksi – Di Indonesia mungkin agak sulit membayangkan unta yang biasa terlihat di kebun binatang menjadi berbagai produk olahan pangan.
Namun, hal itu lazim di daerah asalnya di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hewan unik yang dijuluki sebagai kapal gurun ini mempunyai segudang potensi sebagai sumber bahan pangan dan produk olahan lain yang sangat berguna.
Di beberapa negara seperti Uni Emirat Arab dan Australia, potensi luar biasa unta dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan menjadi makanan, minuman, hingga kosmetik.
Daging unta yang bergizi
Olahan daging unta merupakan makanan khas tradisional di beberapa daerah di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Mediterania.
Konsumsi hidangan daging unta tergolong mewah untuk masyarakat umum, termasuk di tempat asli unta berasal.
Daging unta biasa disajikan dalam hari besar keagamaan serta acara kusus seperti perayaan keluarga.
Namun, populasi unta sempat mengalami peningkatan sehingga produksi daging unta juga mengalami surplus sekitar tahun 2018.
Mengutip Journal of Etnic Foods, peningkatan produksi daging unta kemudian dimanfaatkan sebagai bahan makanan tradisional dan berbagai bahan baku makanan modern seperti sosis, burger, dan daging giling.
Daging unta diklaim bergizi, kaya akan protein, dan mempunyai kadar lemak yang rendah jika dibandingkan dengan daging sapi muda, kerbau, maupun domba.
Menurut riset, daging unta juga lebih rendah kolesterol dibandingkan dengan daging sapi.
Sebagai perbandingan, tingkat kolesterol daging unta sebesar 139 mg/ 100 g, sedangkan daging domba sebesar 196 mg/ 100 g dan daging sapi sebesar 206 mg/ 100 g.
Selain itu, kandungan asam amino dan senyawa bioaktif pada daging unta dianggap berkhasiat untuk mencegah sarkopenia atau berkurangnya kekuatan dan masa otot akibat penuaan.
Susu unta dan berbagai produk turunannya
Unta menghasilkan susu yang kaya akan nutrisi.
Susu unta mengandung vitamin C dan niacin yang bermanfaat untuk mencegah penyakit, membuat kulit menjadi sehat, melancarkan peredaran darah, dan menutrisi tulang.
Dibandingkan dengan susu sapi, susu unta mengadung lebih sedikit beta-lactoglobulin.
Hal itu membuat susu unta lebih aman dikonsumsi orang yang alergi susu sapi atau intoleran terhadap laktosa.
Susu unta dipercaya memiliki manfaat untuk memulihkan pasien beberapa penyakit seperti penyakit kuning, tuberkolosis, diabetes, dan anemia.
Susu unta segar biasa dikonsumsi oleh warga di kawasan utara hingga timur Afrika, Asia tengah, dan daerah sekitar India.
Namun karena khasiatnya, susu unta juga mulai diminati oleh orang-orang di Eropa dan Amerika sekitar tahun 2010 sehingga muncul inovasi produk turunan susu unta.
Selain dikonsumsi sebagai susu segar, susu unta juga diproduksi menjadi berbagai produk seperti susu bubuk, yogurt, cokelat, es krim, dan keju.
Salah satu peternakan unta yang cukup besar dan menghasilkan berbagai produk turunan susu unta yaitu perusahaan dari Uni Emirat Arab (UEA) Camelicious.
Perusahaan yang dirintis sejak tahun 1988 tersebut telah mendistribusikan berbagai produknya ke berbagai negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Rusia, China, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah.
Produk kosmetik dari susu unta
Selain diolah menjadi berbagai produk pangan dan minuman, susu unta juga dipakai sebagai produk perawatan kulit.
Sebagian orang menganggap susu unta sebagai bahan kosmetik yang lebih alami dalam bentuk sabun dan pelembab kulit.
Bahkan, beberapa perusahaan asal Australia mengembangkan produk skincare berbahan dasar susu unta.
Seperti perusahaan CameLife yang mengeluarkan produk perawatan kulit berupa serum, lip balm, eye cream, krim pembersih wajah, dan pelembab kulit.
Sebagai produk kecantikan dan sabun, susu unta diklaim sebagai bahan yang natural mengandung alpha hydroxy acids (AHAs) yang berfungsi untuk memperbaharui sel kulit.
Kandungan AHAs tersebut dinilai cocok untuk berbagai macam jenis kulit dan membantu mengatasi berbagai masalah kulit seperti pigmentasi berlebih, bintik hitam di kulit, dan jerawat.
Perusahaan Australia lain yang juga memproduksi sabun susu unta yaitu Cammellatte mengklaim keunggulan dari susu unta sebagai bahan dasar kosmetik.
Susu unta yang diolah menjadi sabun mandi oleh perusahaan tersebut dianggap mampu menstimulasi produksi kolagen hingga lapisan terdalam kulit.
Produk sabun susu unta dianggap mengandung minyak asam Omega 9 non-esensial yang melembabkan kulit serta mengandung antioksidan.
Sebagai tambahan informasi, Australia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah populasi unta cukup banyak.
Unta berpunuk satu di Australia merupakan unta yang populasinya terus berkembang setelah impor unta pertama kali sekitar tahun 1822 oleh pemerintahan kolonial Inggris yang bermukim di Australia.
Hingga sekarang Australia memanfaatkan unta untuk berbagai keperluan industri seperti pangan, kosmetik, dan pariwisata.