Sediksi.com – Akan ada sejumlah investor yang turut serta membantu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut ada sejumlah investor yang akan masuk untuk proyek IKN di Kalimantan Timur, dua di antaranya adalah Aguan dan Sukanto.
Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan yang juga pemimpin konsorium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan miliarder Sukanto Tanoto disebut Bahlil sebagai investor IKN.
Ada sejumlah proyek yang akan dibangun oleh Aguan cs ini, di antaranya cafe, hotel, pusat olahraga, taman, hingga tempat pertemuan.
Lantas, siapa sebenarnya Aguan dan Sukanto ini? Selengkapnya inilah profil Aguan-Sukanto, dua tokoh konglomerat yang bantu Jokowi bangun IKN.
Profil Aguan
Aguan merupakan pendiri Agung Sedayu Group lahir di Palembang pada 9 Januari 1951. Di tanah kelahirannya itu, ia mengenyam pendidikan di sekolah menengah Tionghoa Jugang Zhongxue.
Ia sendiri mulai belajar tentang dunia properti, di saat temannya kehabisan uang karena kalah judi. Aguan lantas memberikan pinjaman modal kepada temannya itu untuk membangun ruko dengan sistem bagi hasil.
Dari sanalah, ia belajar mengenai bisnis bangunan hingga bisa memulai bisnisnya sendiri di bidang konstruksi.
Di saat perekonomian dan dunia bisnis mulai bangkit, ia mulai merintis Agung Sedayu Group pada 1971. Bisnisnya yang terus berkembang ini, membuat Agung Sedayu Group bisa ada hingga di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.
Beberapa proyek dari Agung Sedayu Group ini meliputi township, apartemen, office tower, mal, superblok, industrial estate, hingga hotel.
Selain sebagai pendiri di dunia bisnis, ia rupanya juga menjabat sebagai wakil komisaris utama PT Bank Artha Graha di tahun 1990-1999. Kemudian di 2004, bergabung dengan PT Bank Inter-Pacific Tbk.
Tahun 2005, PT Bank Artha Graha dan PT Bank Inter-Pacific Tbk digabung kemudian namanya menjadi PT Bank Artha Graha, di mana Aguan kembali dipercaya menjadi wakil komisaris utama.
Selain itu, dirinya juga menjadi wakil ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang merupakan organisasi nirlaba bergerak di bidang sosial kemanusiaan.
Harta Kekayaan Aguan
Pria yang memulai bisnisnya sejak tahun 70-an ini, memiliki bisnis yang semakin besar dan terkenal.
Dilansir dari berbagai sumber, Aguan diketahui memiliki total kekayaan sekitar USD 910 juta atau Rp13 triliun.
Selain Sedayu Group, ia juga mengembangkan sejumlah industri seperti Sedayu Square, Green Sedayu Apartemen, Green Sedayu Biz Park Cakung dan Green Sedayu Biz Park Daan Mogot, Sedayu City Kelapa Gading, Puri Mansion, Ancol Mansion, Taman Anggrek Residence dan Grand Galaxy.
Sebesar 50 persen saham PT Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera (CKAS) juga dikuasai Aguan bersama keluarganya.
Profil Sukanto
Konglomerat lainnya ada Sukanto Tanoto, anak pertama dari tujuh bersaudara ini lahir di Medan, Sumatera Utara pada 25 Desember 1949.
Kedua orang tuanya adalah perantau asal Putien, kota di Fujian, Tiongkok. Sukanto sejak kecil bersekolah menggunakan bahasa Mandarin, ia tidak pernah belajar Bahasa Indonesia secara formal.
Meski begitu, hidup di Indonesia membuatnya pun fasil menggunakan bahasa tersebut. Karirnya di dunia bisnis bermula sejak 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha jasa konstruksi untuk industri minyak.
ia juga merupakan pendiri dan chairman Royal Golden Eagle (RGE), yang lini bisnisnya seputar industri pulp dan kertas (APRIL dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri dan Apical), serat viscose (Sateri dan Asia Pacific Rayon), salulosa khusus (Bracell), serta pengembangan sumber daya energi (Pacific Oil & Gas).
RGE sendiri juga sudah beroperasi hingga luar negeri, seperti Spanyol, Brasil, Tiongkok dan kantor pemasarannya di banyak negara lain.
Namanya, kian terkenal berkat program Tanoto Foundation, sebuah organisasi filantropi independen yang ia dirikan bersama Tinah Bingei Tanoto. Organisasi yang sudah berdiri sejak 1981 itu, memfokuskan dirinya di bidang pendidikan.
Harta Kekayaan Sukanto
Pada tahun 2022, Tanoto masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2023 ini, ia tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar USD 2,8 miliar atau sekitar 42,9 triliun.
Sejumlah kepemilikannya, seperti membangun pabrik kertas ramah lingkungan di Riau dengan mengeluarkan biaya Rp33,4 triliun.
Tahun 2021 lalu, dirinya diketahui membeli aset properti bekas istana Raja Ludwig yang berada di Munchen, Jerman seharga Rp 6 triliun.
Namanya juga sempat viral usai membeli sekaligus menjadi pemiliki Tanglin Mall di Singapura dengan harga Rp 9,5 triliun.
Itulah profil dan harta kekayaan kedua miliarder Indonesia yang akan bantu Jokowi bangun IKN.