Film Dokumenter: Apa, Bagaimana, dan Tips Membuatnya

Film Dokumenter: Apa, Bagaimana, dan Tips Membuatnya

Film dokumenter

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Film dokumenter akhir-akhir ini sering diperbincangkan. Hal itu dikarenakan kemunculan beberapa film dokumenter yang menarik untuk dibahas jelang pemilu mulai dari Eksil hingga Dirty Votes.

Bagaimana cara membuat film dokumenter yang bagus dan menarik? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan dalam proses pembuatan film dokumenter? Berikut ini adalah beberapa langkah dan tips yang harus diperhatika.

Deskripsi Film Dokumenter

Film Dokumenter: Apa, Bagaimana, dan Tips Membuatnya - pexels jonathan borba 7247731
Pexels/ Jonathan Borba

Film dokumenter adalah film yang berbeda dengan film fiksi atau naratif. Film fiksi atau naratif adalah film yang menceritakan kisah yang dibuat atau diadaptasi dari cerita lain. Film fiksi atau naratif biasanya memiliki plot, karakter, konflik, dan resolusi yang jelas. Film fiksi atau naratif juga menggunakan teknik-teknik sinematik, seperti pengambilan gambar, pencahayaan, musik, efek suara, dan editing untuk membangun suasana dan emosi.

Film dokumenter adalah film yang menceritakan kisah yang nyata atau berdasarkan kenyataan. Film dokumenter biasanya tidak memiliki plot, karakter, konflik, dan resolusi yang jelas. Film dokumenter lebih mengkamulkan fakta, data, saksi, bukti, dan argumen untuk menyampaikan pesan atau gagasan. Film dokumenter juga menggunakan teknik-teknik sinematik, tetapi lebih bersifat naturalis, realis, dan objektif.

Baca Juga: Film Into Thin Air: Death On Everest (1997), Dokumenter Pendakian Kelam

Cara Membuat Film Dokumenter

Film Dokumenter: Apa, Bagaimana, dan Tips Membuatnya - pexels kyle loftus 3379934
Pexels/ Kyle Loftus 

Membuat film dokumenter membutuhkan beberapa tahapan, yaitu:

1. Menentukan ide atau topik film. Ide atau topik film adalah hal yang paling penting dalam membuat film dokumenter. Ide atau topik film harus menarik, relevan, dan bermakna bagi penonton. Ide atau topik film juga harus memiliki sudut pkamung atau perspektif yang jelas dan kuat. Kamu bisa mencari ide atau topik film dari berbagai sumber, seperti berita, buku, internet, pengalaman pribadi, atau observasi.

2. Membuat sinopsis atau outline film. Sinopsis atau outline film adalah ringkasan atau kerangka dari film yang akan dibuat. Sinopsis atau outline film harus mencakup latar belakang, tujuan, sasaran, metode, narasi, dan kesimpulan dari film. Sinopsis atau outline film juga harus mencantumkan sumber-sumber yang akan digunakan, seperti data, fakta, saksi, narasumber, atau dokumen.

3. Membuat proposal atau pitch film. Proposal atau pitch film adalah dokumen yang berisi penjelasan dan promosi dari film yang akan dibuat. Proposal atau pitch film biasanya dibuat untuk mencari dana, sponsor, atau mitra kerja. Proposal atau pitch film harus mencakup judul, sinopsis, outline, anggaran, jadwal, tim produksi, target penonton, dan distribusi film.

4. Melakukan riset atau penelitian. Riset atau penelitian adalah proses mengumpulkan dan memverifikasi informasi yang dibutuhkan untuk membuat film. Riset atau penelitian harus dilakukan secara mendalam, akurat, dan objektif. Riset atau penelitian bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti wawancara, survei, observasi, studi literatur, atau studi kasus.

5. Melakukan pra-produksi. Pra-produksi adalah proses persiapan sebelum melakukan pengambilan gambar. Pra-produksi meliputi hal-hal seperti menentukan lokasi, peralatan, perlengkapan, izin, transportasi, akomodasi, dan asuransi. Pra-produksi juga meliputi hal-hal seperti membuat storyboard, skrip, rundown, shot list, dan call sheet.

6. Melakukan produksi. Produksi adalah proses pengambilan gambar atau syuting. Produksi harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Produksi harus memperhatikan hal-hal seperti komposisi, pencahayaan, suara, gerakan, dan durasi. Produksi juga harus memperhatikan hal-hal seperti etika, keselamatan, dan kesehatan.

7. Melakukan pasca-produksi. Pasca-produksi adalah proses penyuntingan atau editing gambar dan suara. Pasca-produksi harus dilakukan sesuai dengan narasi dan pesan yang ingin disampaikan. Pasca-produksi harus memperhatikan hal-hal seperti ritme, transisi, efek, musik, narasi, subtitle, dan grafis. Pasca-produksi juga harus memperhatikan hal-hal seperti format, resolusi, dan codec.

8. Melakukan penyelesaian atau finishing. Penyelesaian atau finishing adalah proses akhir dari pembuatan film. Penyelesaian atau finishing meliputi hal-hal seperti color grading, sound mixing, sound design, dan mastering. Penyelesaian atau finishing juga meliputi hal-hal seperti membuat poster, trailer, press kit, dan kredit film.

9. Melakukan distribusi atau pemutaran. Distribusi atau pemutaran adalah proses menayangkan atau memperlihatkan film kepada penonton. Distribusi atau pemutaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti festival, bioskop, televisi, internet, atau media sosial. Distribusi atau pemutaran harus memperhatikan hal-hal seperti hak cipta, royalti, dan lisensi.

Tips Membuat Film Dokumenter

Film Dokumenter: Apa, Bagaimana, dan Tips Membuatnya - pexels kyle loftus 2877331
Pexels/ Kyle Loftus 

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan dalam membuat film dokumenter:

– Pilihlah topik yang kamu kuasai dan peduli. Kamu akan lebih mudah dan antusias dalam membuat film dokumenter jika kamu memilih topik yang dikuasai. Kamu juga akan lebih mudah dan kredibel dalam menyampaikan informasi dan argumen kepada penonton.

– Lakukan riset atau penelitian yang mendalam dan objektif. Kamu harus melakukan riset atau penelitian yang mendalam dan objektif untuk mendapatkan informasi yang akurat, valid, dan relevan. Kamujuga harus mengutip sumber-sumber yang terpercaya dan menghindari informasi yang bersifat spekulatif, bias, atau palsu.

– Buatlah narasi yang menarik dan jelas. Kamu harus membuat narasi yang menarik dan jelas untuk mengikat perhatian dan minat penonton. Kamu juga harus membuat narasi yang sesuai dengan sudut pkamung atau perspektifmu. Kamu bisa menggunakan berbagai teknik narasi, seperti voice over, wawancara, arsip, rekonstruksi, atau animasi.

– Gunakanlah teknik sinematik yang tepat dan kreatif. Kamu harus menggunakan teknik sinematik yang tepat dan kreatif untuk memperkuat pesan dan emosi Kamu. Kamu juga harus menggunakan teknik sinematik yang sesuai dengan genre dan gaya film.

– Mintalah masukan atau feedback dari orang lain. Kamu harus minta masukan atau feedback dari orang lain untuk memperbaiki dan menyempurnakan film. Kamu bisa minta masukan atau feedback dari teman, keluarga, mentor, atau kritikus.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel