Sediksi.com – Di Twitter sedang ramai pembahasan terkait cara ngobrol sama stranger atau orang tak dikenal. Kita barangkali pernah dalam situasi serupa saat berada di tempat umum maupun secara online.
Pembuat thread tersebut, dengan handle @FunJunkies, mengungkapkan keheranannya pada sebuah obrolan yang ia dengar sebagaimana tertera di bawah ini.
Cuitan pada 24 Juni 2023 itu mendapat respon yang amat banyak. Setidaknya, cuitan Twitter tersebut telah ditonton oleh 5,1 juta kali dan disukai 25,6 ribu pengguna. Demikian halnya dengan yang merespon melalui Retweet, Quote Tweet.
Ia menambahkan pada cuitan berikutnya,
“Kadang ngakak, di socmed kita sibuk mengenai perlindungan data pribadi, di dunia nyata gitu kayanya ga gitu ngeh. Soalnya dua ibu itu ngobrol sampai bahas uang kontrakan, kelakuan anak setan sampai urusan duit2 gitulah. Ujungnya saling menguatkan karena dua2nya kanker 🥹.”
- @FunJunkies, 24 Juni 2023
Omong-omong soal ngobrol sama stranger, rasanya perlu sekali memperhatikan batas privasi. Tentu privasi bisa berarti dua arah: privasi diri sendiri dan privasi orang lain.
Alasannya, kita bertemu dengan lawan bicara kita itu hanya pada momen tersebut. Peluang bertemu di lain kesempatan amat kecil. Demikian halnya dengan ngobrol dengan stranger secara daring yang umumnya malah lebih anonim.
Pada saat yang sama, kita juga mesti waspada soal risiko yang kemungkinan muncul. Intensi orang perlu dinilai. Ini berlaku pada obrolan tatap muka secara langsung maupun secara online.
Tips Ngobrol Sama Stranger
Buka obrolan jika menginginkannya
Bagi sebagian orang, ngobrol dengan orang baru bisa menyenangkan. Sementara, sebagian yang lain ngobrol sama stranger itu tak penting-penting amat. Itulah mengapa, mulai obrolan jika kita benar-benar ingin ngobrol.
Sekiranya ingin, cara membuka obrolan pun bermacam-macam. Sebaliknya, jika tidak ingin berinteraksi, utarakan alasan apapun dan minta lawan bicara menghormati sikapmu.
Dikutip dari Very Well Mind, Arlin Curcic, MA., praktisi psikologi dari University of Western Ontario, menyebut beberapa cara untuk menginisasi obrolan. Kita bisa memulainya dengan memberi komentar pada keunikan orang baru itu hingga bertanya apakah sudah pernah bertemu sebelumnya.
Setidaknya, say “hello/hi” sebetulnya sudah cukup, dan biarkan obrolan mengalir dengan topik-topik lain.
Kenalkan diri, tetapi tak perlu oversharing
Sudah jadi suatu kepatutan untuk memperkenalkan diri sebelum mengajak orang baru berinteraksi. Ini merupakan kangkah yang positif untuk menginisiasi interaksi. Biasanya, orang-orang hanya mau berbicara jika lawan bicaranya sudah memperkenalkan diri.
Umumnya, orang-orang akan saling memberi tahu nama dan sedikit informasi tentang diri mereka. Tentu yang mesti diperhatikan ialah sampai batas mana informasi pribadi bisa kita berikan.
Tak perlu memancang ekspektasi soal apakah ia terbuka atau tidak, jika tujuannya hanya ingin ngobrol. Kita maupun lawan bicara toh punya opsi untuk jujur maupun tidak. Tak sedikit orang yang memilih tetap anonim saat berinteraksi dengan stranger.
Seperti pada perbincangan yang ramai di Twitter di atas, informasi pribadi perlu dijaga. Singkatnya, tak perlu oversharing atau berbagi informasi secara berlebihan saat ngobrol sama stranger.
Pilih topik yang pas
Dikutip dari Indeed, cara paling mudah untuk ngobrol sama stranger ialah memanfaatkan keadaan sekitar. Ada banyak hal di sekitar kita yang bisa diperbincangkan, misalnya jalan yang berlubang maupun hal-hal viral di media sosial.
Tak jarang, orang-orang yang tak saling kenal ngobrol dengan saling bertanya. Memulai dengan humor juga bisa jadi cara membuka maupun melanjutkan obrolan. Cara ini kerap dilakukan dengan tujuan membuat suasana jadi kasual.
Jika lawan bicara merespon baik, obrolan bisa berlanjut. Sebaliknya, respon yang biasa-biasa saja bisa jadi merupakan pertanda bahwa mereka tak tertarik dengan topik itu. Bisa jadi pula, ia tak tertarik berinteraksi lebih lama.
Pahami bahasa tubuh
Bahasa tubuh bisa dibaca sebagai sebuah pertanda apakah kita atau lawan bicara ingin berinteraksi atau tidak. Dari bahasa tubuh, kita bisa melihat antusiasme lawan bicara. Intinya, harus peka.
Beberapa tanda seperti mengenakan headphone atau earphone merupakan pertanda bahwa seseorang tak ingin ngobrol dengan orang lain. Contoh lain dari orang yang tidak tertarik ngobrol ialah menyilangkan tangan di depan dada, hingga menghindari kontak mata.
Hormati privasi
Semua orang punya batas privasinya masing-masing. Kita harus mengormati privasi mereka dengan tidak melanggar batas.
Sebab batas privasi tiap orang berbeda, memang mengharuskan kita mengetahui apa saja yang biasanya dianggap privasi. Data pribadi, usia, agama, orientasi seksual hingga penghasilan merupakan beberapa contoh ihwal yang amat personal.
Sebagaimana contoh yang sedang ramai di Twitter di atas, privasi adalah sesuatu yang amat personal. Hindari bertanya atau menjawab obrolan soal kehidupan pribadi jika dirasa tak perlu.
Dianjurkan untuk tidak memberi informasi pada stranger secara serampangan. Kuncinya ialah tak perlu detil, apalagi oversharing.
Ketahui kapan obrolan harus disudahi
Dikutip dari WikiHow, ada tanda-tanda bahwa obrolan harus disudahi. Biasanya, dalam suatu obrolan, tanda-tanda itu bisa dibaca secara mudah. Contohnya ialah kita atau lawan bicara tak lagi antusias, kehabisan topik maupun diam dalam waktu yang lama.
Pada obrolan tatap muka secara langsung, gelagat itu bisa muncul dari bahasa tubuh seperti secara berulang memeriksa jam tangan maupun gadget. Setidaknya, jika obrolan perlu disudahi, sampaikan dengan sopan bahwa obrolan tak perlu dilanjutkan.
Pada obrolan dengan stranger secara online pun tak jauh beda. Respon dari masing-masing orang cukup menentukan apakah suatu obrolan perlu disudahi, misalnya membalas pesan dengan pendek.
Itulah beberapa tips ngobrol sama stranger yang sebaiknya dipertimbangkan. Kita tahu, tak semua interaksi dengan stranger bakal terjadi di kesempatan lain. Tak perlu banyak berharap dari obrolan dengan orang tak dikenal, dan tetap perlu waspada.