Akhirnya, Ukraina Serang Balik Rusia untuk Mendapatkan Kembali Akses ke Laut Azov

Akhirnya, Ukraina Serang Balik Rusia untuk Mendapatkan Kembali Akses ke Laut Azov

Ukraina serang balik Rusia

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Berminggu-minggu sejak Ukraina mengumumkan siap akan melakukan serangan balik terhadap Rusia, akhirnya serangan itu terlaksana.

Babak terbaru konflik Rusia-Ukraina terjadi pekan ini. Mulai Kamis malam (8/6), Ukraina menyerang selatan Zaporizhzhia, wilayah tenggara Ukraina yang dikuasai oleh Rusia.

Ukraina menargetkan wilayah bagian selatan Zaporizhzhia untuk bisa mengakses Laut Azov lagi yang berbatasan langsung dengan wilayah tersebut.

Akses ini punya signifikansi karena merupakan jalur perairan penting bagi Ukraina. Serangan balik Ukraina tersebut juga membuka peluang bagi Ukraina menguasai wilayah dan aset strategis lainnya.

Tidak hanya itu, terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa yang juga dikuasai oleh Rusia akibat pendudukan tersebut. 

Ukraina-Rusia sedang bertempur hebat di Zaporizhzhia

Akhirnya, Ukraina Serang Balik Rusia untuk Mendapatkan Kembali Akses ke Laut Azov - isw
Wilayah selatan Zaporizhzhia (warna merah) yang diduduki oleh Rusia berbatasan langsung dengan Laut Azov (ISW)

Sebulan sebelumnya, Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina hanya mengatakan kepada BBC bahwa Ukraina siap menyerang balik Rusia, tanpa menyebutkan tanggal dan tempat.

Dalam serangan pertama yang terjadi kemarin (8/6), Ukraina mengerahkan tank, meriam, dan drone untuk menyerang pasukan Rusia yang menguasai bagian selatan Zaporizhzhia.

Hampir seluruh wilayah Zaporizhzhia sendiri telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak Februari tahun lalu. Sedangkan bagian dari Zaporizhzhia yang masih dikontrol oleh Ukraina adalah kota Zaporizhzhia.

Oleh karena rencana serangan balik Ukraina diumumkan, Rusia juga sudah mengantisipasi karena serangan ini bisa terjadi kapanpun dan di manapun.

Menurut Hanna Maliar, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, saat ini musuh sedang dalam mode “pertahanan penuh”.

Sejak serangan terjadi Kamis malam, Rusia mengerahkan pertahanannya dengan maksimal atas serangan Ukraina terhadap wilayah Zaporizhzhia dan wilayah sebelahnya, Kherson yang sedang mengalami kebanjiran setelah bendungan dan pembangkit listrik tenaga air hancur beberapa hari lalu.

Keesokan paginya (9/6), pihak militer Ukraina menyatakan bahwa pasukan Rusia mulai membela diri dan melakukan serangan udara di wilayah tersebut dengan meriam.

Ahli militer mengatakan target serangan balik Ukraina adalah Zaporizhzhia

Tergantung pada kekuatan pertahanan Rusia dan serangan Ukraina, pertempuran di Zaporizhzhia diprediksi tidak akan berlalu begitu saja. Sebab beberapa ahli militer mengatakan bahwa dalam rencana serangan balik Ukraina tersebut, sebenarnya Ukraina berniat menargetkan wilayah selatan Zaporizhzhia.

Dengan menguasai kembali wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai oleh Rusia, Ukraina bisa mendapatkan kembali akses ke Laut Azov. Sehingga, jika Ukraina kalah dalam pertempuran ini, Ukraina tidak akan terima dan ada kemungkinan untuk terus memperjuangkan wilayah tersebut.

Oleh karena Ukraina sudah berencana menargetkan wilayah tersebut, kemungkinan Ukraina tidak akan mengalah begitu saja jika nantinya mengalami kekalahan dalam perebutan wilayah selatan Zaporizhzhia ini. 

Institute for the Study of War (ISW), lembaga think tank yang fokus pada isu pertahanan dan luar negeri menyatakan hal serupa dalam tweetnya bahwa serangan balik ini “kemungkinan bukan hanya operasi besar satu hari”.

Kemungkinan, serangan ini akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan di berbagai lokasi dengan intensitas dan besaran serangan yang bervariasi.

Ukraina ingin mendapatkan kembali akses ke Laut Azov

Demi mendapatkan kembali akses ke Laut Azov, Ukraina harus membebaskan bagian selatan Zaporizhzhia yang dikuasai oleh pasukan Rusia karena wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Laut Azov.

Tidak hanya itu, Laut Azov yang merupakan laut terdangkal di dunia ini dikelilingi oleh Semenanjung Krimea yang sebagiannya dikuasai oleh Rusia.

Terutama sejak Rusia selesai membangun Jembatan Krimea pada Mei 2018, proyek kontroversial karena jembatan ini menyambung area Semenanjung Krimea yang diokupasi oleh Rusia hingga daratan Rusia.

Adanya jembatan ini semakin mempermudah akses tentara Rusia untuk mengokupasi kawasan tersebut, utamanya Krimea.

Jika Ukraina berhasil mendapatkan kembali akses ke Laut Azov, hal ini akan memperbaiki kesejahteraan ekonomi dan militer Ukraina. Sebab di laut tersebut terdapat Pelabuhan Mariupol milik Ukraina, pelabuhan perdagangan utama milik Ukraina sekaligus yang berada di Kota Mariupol, kota terbesar Ukraina nomor sepuluh.

Selain itu, sudah sejak lama Rusia berambisi menguasai Semenanjung Krimea, termasuk Laut Azov di dalamnya.

Apabila Ukraina mendapatkan kembali akses ke Laut Azov tersebut, hal ini akan cukup menghambat tujuan besar Rusia dari upaya mencaplok banyak wilayah sejak menginvasi Ukraina.

Proyek tersebut adalah ambisi untuk menguasai Eurasia dengan memperkuat identitas Eurasia milik Rusia. 

Ambisi tersebut dapat dicapai dengan menguasai Krimea, mendominasi Laut Hitam, dan memiliki kontrol penuh terhadap Laut Azov yang bisa menghubungkan ke Laut Kaspia melalui Kanal Volga-Don.

Sehingga, jika Ukraina bisa membuka kembali aksesnya ke Laut Azov, hal itu akan cukup menghambat ambisi besar Rusia untuk memperluas kekuasaannya.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel