Sediksi.com – Off The Job Training adalah pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pegawai di bidang yang diperlukan.
Perbedaan mendasar antara Off The Job Training dan On the Job Training yang biasa disingkat OJT terletak pada tempat latihannya.
Off The Job Training umumnya dilakukan di luar kantor atau tempat kerja, sedangkan On The Job Training dilakukan di dalam kantor atau tempat pegawai tersebut bekerja.
Oleh karena Off The Job Training biasa dilakukan di luar kantor, maka program ini juga pastinya dilakukan di luar jam atau hari kerja.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Off The Job Training, simak selengkapnya berikut ini.
Pengertian Off The Job Training
Off The Job Training bisa diartikan sebagai program pembelajaran dan pelatihan untuk pegawai dan diselenggarakan oleh perusahaan guna mengembangkan kualitas pegawai di bidangnya.
Secara sederhana, Off The Job Training bisa juga disebut sebagai pelatihan kerja.
Program pelatihan kerja ini bertujuan untuk kepentingan pegawai terhadap perusahaan. Mulai dari meningkatkan performa pegawai, memperkenalkan hal-hal baru berkaitan dengan bidang pekerjaan, sampai dengan memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pegawai.
Off The Job Training adalah jenis pelatihan yang dilakukan di luar kantor atau tempat kerja. Sehingga penyelenggaraannya dilakukan di luar jam atau hari kerja.
Ekspektasi Off The Job Training dilakukan di luar kantor dan hari kerja adalah agar pegawai yang mengikuti pelatihan bisa lebih fokus dengan materi yang dipelajari dan sedikit distraksi.
Upaya meminimalisir distraksi ini penting karena pada umumnya, pelatihan kerja jenis Off The Job Training fokus pada memberikan pelatihan soft skills dan hard skills kepada pegawai yang dirasa membutuhkan daya fokus tinggi dan minim distraksi.
Dari segi soft skills, Off The Job Training bisa meliputi pelatihan dan pembelajaran tentang cara memanajemen stres di tempat kerja, mengidentifikasi burnout, cara terbaik dan efektif berkomunikasi dengan anggota tim, dan lain sebagainya.
Sedangkan dari segi hard skills, contoh pelatihan yang menggunakan jenis ini adalah terkait pengoperasian alat atau software yang nantinya harus dikuasai oleh pegawai.
Perbedaan Off The Job Training dan On The Job Training
Selain Off The Job Training, ada juga jenis program pelatihan kerja yang disebut On The Job Training. Keduanya sama-sama pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk pegawai.
Hanya saja On The Job Training yang umumnya diberlakukan untuk pegawai baru, menggunakan sistem belajar sambil bekerja (learning by doing).
Sehingga pegawai baru diperkenalkan kepada bidang pekerjaannya, peralatan yang akan digunakan selama bekerja, dan mengikuti pelatihan sambil bekerja. Semua proses tersebut dilakukan secara serentak.
Off The Job Training menggunakan sistem learning by acquiring yang membuat sifat program ini lebih condong pada pembelajaran dan pelatihan teoritis, transfer pengetahuan dan informasi, tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk pelatihan teknis.
Oleh karenanya, Off The Job Training biasanya mendatangkan orang atau pihak yang memang ahli di bidangnya. Tidak jarang ahli berasal dari luar perusahaan untuk mentransfer ilmu dan informasi kepada pegawai selama pelatihan tersebut berlangsung.
Sedangkan dalam On The Job Training, pegawai belajar langsung kepada pegawai lainnya di perusahaan tersebut yang sudah berpengalaman. On The Job Training juga mungkin saja diperuntukkan bagi pegawai yang sudah lama bekerja di perusahaan tersebut.
Faktor lain yang membedakan Off The Job Training dan On The Job Training adalah tempat berlangsungnya pelatihan.
Sesuai namanya, On The Job Training dilakukan di kantor atau tempat pegawai tersebut bekerja. Sedangkan Off The Job Training dilakukan di luar kantor atau tempat kerja pegawai. Misalnya hotel, vila, restoran, atau ruangan lain di perusahaan seperti aula asalkan dapat memenuhi tujuan pelatihan.
Dari segi biaya, pelatihan Off The Job Training lebih mahal dibanding On The Job Training karena karakteristiknya yang perlu mendatangkan ahli, menyediakan tempat dan waktu khusus, dan pemenuhan kebutuhan penunjang pelatihan lainnya. Semua ini perlu biaya.
Sedangkan dari segi durasi, bergantung pada kebijakan perusahaan. On The Job Training umumnya berlangsung satu, tiga, hingga dua belas bulan. Sedangkan Off The Job Training bisa membutuhkan waktu yang lebih lama karena umumnya pelatihan dilakukan secara berkala dengan durasi per pelatihan 20% dari jam kerja normal.
Baca Juga: 8 Kiat Ampuh Mempertahankan Motivasi Kerja
Metode-metode Off The Job Training
Apa yang dimaksud dengan Metode off the job training? Metode Off The Job Training beragam dan bergantung pada jenis industri. Menggunakan metode yang sesuai dengan jenis industri adalah salah satu faktor utama yang membuat pelatihan berhasil dan efisien.
Berikut ini beberapa metode Off The Job Training yang bisa dipertimbangkan.
Kuliah
Metode Off The Job Training ini berlangsung di satu ruangan seperti kelas yang melibatkan pegawai sebagai orang yang akan belajar pada ahli yang ditunjuk oleh perusahaan untuk memberikan materi kuliah.
Proses pelatihan berlangsung layaknya di sekolah atau kuliah dimana ahli yang ditunjuk menyampaikan segala materi pelatihan kepada pegawai. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara pegawai dengan ahli.
Audio-visual
Metode ini dapat diartikan pegawai mengikuti pelatihan dengan menggunakan berbagai jenis media seperti film, TV, video, dan presentasi. Pelatihan jenis ini sering diperuntukkan bagi pegawai yang bekerja di bidang pusat layanan pelanggan.
Simulasi
Pegawai akan dilatih menggunakan mesin atau peralatan yang mirip dengan alat yang mereka gunakan di tempat kerjanya karena misalnya harganya yang mahal.
Misalnya pilot pesawat yang tidak latihan menggunakan pesawat asli karena selain berbahaya, biaya yang ditanggung jika terjadi kerusakan sangat tinggi.
Pelatihan teknis
Meski terkesan mirip dengan On The Job Training, pelatihan teknis dalam Off The Job Training tidak bisa dilakukan di tempat kerja. Misalnya saja karena peralatan di tempat pelatihan lebih maju dan ada rencana dalam waktu dekat pegawai akan mengoperasikan peralatan tersebut.
Sehingga pelatihan teknis dilakukan dengan program Off The Job Training.
Studi kasus
Pegawai akan dilatih dan belajar untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan bidangnya.
Mereka akan diberikan kertas untuk menjawab soal tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan mendiskusikan atau menganalisis jawaban bersama demi meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan mereka.
Role-playing
Pegawai akan melakukan simulasi dimana mereka dengan peran masing-masing akan dihadapkan pada situasi yang membuat mereka harus menyelesaikan masalah di saat itu juga.
Instruksi terprogram
Metode ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan pegawai tentang serangkaian instruksi dimana dalam pelaksanaannya, mereka akan menerima buku petunjuk yang menjadi panduan mereka selama pelatihan.
Permainan tim
Umumnya dilakukan secara berkelompok, metode ini biasanya dipilih agar pegawai yang terlibat pelatihan belajar manajemen dalam tim, proses perencanaan, meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara efisien.
Manfaat Off The Job Training
Sekarang, mari kita bahas mengapa off-the-job training begitu penting. Apa manfaat sebenarnya yang dapat diperoleh perusahaan dari investasi ini? Well, here are some compelling reasons why off-the-job training should be on your radar:
Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi
Salah satu manfaat off-the-job training adalah kemampuannya untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan. Bayangkan, seorang karyawan yang mengikuti kursus keuangan akan menjadi lebih mahir dalam mengelola anggaran perusahaan. Itu akan menguntungkan perusahaan dan menggali potensi yang mungkin belum terungkap sebelumnya.
Peningkatan Produktivitas
Dengan keterampilan yang ditingkatkan, produktivitas karyawan juga cenderung meningkat. Mereka dapat bekerja lebih efisien dan efektif, menghemat waktu dan sumber daya perusahaan. Itu artinya lebih banyak tugas selesai dalam waktu yang lebih singkat!
Motivasi Karyawan
Pernahkah Anda merasa bosan dengan rutinitas sehari-hari? Nah, karyawan juga bisa merasakannya. Off-the-job training memberi mereka kesempatan untuk “melarikan diri” dari rutinitas tersebut dan memotivasi mereka dengan tantangan baru. Dengan semangat yang segar, mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi pada perusahaan.
Kemampuan Adaptasi
Dunia bisnis terus berubah. Perusahaan harus beradaptasi dengan perubahan tersebut, dan begitu juga karyawan. Off-the-job training membantu karyawan mengikuti perkembangan terbaru dalam industri mereka, sehingga perusahaan tetap relevan dan berdaya saing tinggi.
Contoh Off The Job Training
Contoh 1: Ahli Teknologi
Namanya Sarah, seorang insinyur perangkat lunak. Dia mengikuti boot camp pemrograman selama satu minggu selama pelatihan di luar pekerjaannya. Di sana, dia mempelajari bahasa pemrograman tingkat lanjut dan teknik pengembangan.
Setelah kembali, dia menerapkan keterampilan baru yang dia peroleh, signifikan meningkatkan efisiensi proyek timnya. Pelatihan di luar pekerjaan Sarah tidak hanya meningkatkan karirnya, tetapi juga berdampak positif pada hasil yang diperoleh perusahaannya.
Contoh 2: Kreatif Inovatif
John, seorang desainer grafis, memutuskan untuk menjelajahi pelatihan di luar pekerjaan dengan mendaftar dalam lokakarya desain terkenal. Dikelilingi oleh para pemikir visioner, dia memperluas wawasannya dalam desain, bereksperimen dengan teknik dan gaya baru.
Hasilnya? Desain inovatifnya meningkatkan pemahaman merek perusahaan dan kepuasan klien ke puncak yang baru.
Tujuan Besar
Off-the-job training adalah investasi berharga bagi perusahaan, membawa manfaat dalam bentuk peningkatan keterampilan, motivasi karyawan, dan adaptasi terhadap perubahan.
Dengan berbagai metode yang tersedia, perusahaan dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Semua ini mengarah pada tujuan utama: meningkatkan produktivitas dan kemampuan karyawan, serta memastikan perusahaan tetap relevan dalam dunia bisnis yang kompetitif.
Jadi, jangan ragu untuk menjadikan off-the-job training sebagai salah satu alat andalan dalam mengembangkan tim. Ini adalah investasi yang akan membawa perubahan positif dalam jangka panjang. Dan ingatlah, dunia bisnis selalu berubah, dan perusahaan yang bisa beradaptasi adalah yang akan bertahan!