Sediksi.com – Bakal capres di pemilu 2024, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan hadir dalam acara Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia, (Apdesi) yang berlangsung di jambi pada Rabu, (26/7).
Sementara, sosok lainnya yang juga menjadi bakal capres Ganjar Pranowo terlihat tidak hadir. Acara yang dihadiri para kepala desa ini, cukup menarik. Terlebih kita bisa melihat adu gagasan antara Prabowo dan Anies mengenai desa.
Prabowo Subianto saat Bicara tentang Desa
Di kegiatan APDESI tersebut, Prabowo menjadi pembicara pertama. Di hadapan ribuan kepala desa se-Indonesia ini ia mengingatkan tentang potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, terlebih di sektor pertaniaan, perkebunan dan pertambangan.
Ia menekankan bahwa potensi tersebut harus dikelola dengan baik dan diperuntukkan untuk rakyat. Terlebih Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam mewujudkan transisi energi.
Prabowo berpesan bahwa kita akan swasembada energi pangan dan mengelola kekayaan alam di negeri sendiri demi menciptakan lapangan pekerjaan untuk generasi mendatang.
Prabowo sendiri juga mengingatkan bahwa selama ini dirinya berkomitmen dalam memperjuangan dana desa sejak lama.
Ketua Umum Partai Gerindra itu pun langsung menunjukkan sebuah piagam komitmen yang ditandatangani pada 26 Oktober 2013 lalu supaya setiap desa memperoleh dana Rp1 miliar.
“Kalau saudara ingat sejak 2009-2010 terus kita perjuangkan dana Rp1 miliar 1 desa. Pada 2013 saya menandatangani piagam komitmen kepada Apdesi untuk memperjuangkan dana desa,” jelasnya.
Lantas, dirinya juga mengklaim bersahabat dengan asosiasi ini karena memperjuangan hak desa tersebut sejak belasan tahun. Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan juga mengungkapkan rasa syukurnya atas diloloskannya UU Desa pada 2014.
“Alhamdulillah 2014 DPR meloloskan UU Desa yang salah satu pelopornya adalah partai saya kebetulan,” ujarnya.
Pandangan Anies Baswedan soal Desa
Sementara, ada yang menarik dari bakal capres Anies Baswedan. Jika dalam banyak kesempatan ia selalu mengagungkan dan membahas kota, kali ini ia berbicara tentang desa.
Anies sendiri tak lupa menyuarakan ‘perubahan’, sesuai dengan visi misinya yang selalu ia bawa dalam berbagai acara atau kesempatan.
Dalam acara tersebut, ia mengatakan jika belakangan ini penduduk desa terus berkurang. Termasuk persawahan yang terus menyusut. Pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini berpendapat bahwa negara harus melakukan intervensi menyelematkan agar desa tumbuh, berkembang dan menjadi penopang bagi kehidupan berbangsa.
Ia menyebut bahwa kondisi tersebut bisa menjadi masalah pangan yang serius.
“Bayangkan kalau penduduk kota meningkat, sedangkan penduduk desa menurun, jumlah sawah menurun, tentu ketahanan pangan kita menjadi tantangan,” ungkap Anies.
Dirinya pun menginginkan bahwa desa harus dimajukan agar Indonesia bisa menjadi lumbung pangan Asia dan berujung kekuatan desa menjadi tumbuh besar.
Gaya Komunikasi Prabowo vs Anies
Pakar Mikro Ekspresi, Kirdi Putra menilai gaya komunikasi kedua bakal capres tersebut saat adu gagasan di APDESI.
Dirinya menilai bahwa Prabowo memiliki bahasa tubuh dan intonasi yang menghentak.
“Kita bisa melihat pak prabowo itu ekspresif, spontan dan global. Cara dia berkomunikasi bahasa non verbalnya termasuk ekspresi wajahnya,” kata Kirdi saat menjadi pembicara di YouTube MetroTV pada Rabu, (26/7)
Sedangkan, Anies menurutnya memiliki gaya komunikasi yang lebih berhati-hati dan terstruktur.
“Kalau Anies lebih berhati-hati, terstruktur, cenderung tidak menghentak dan lebih mengalun gerakannya,” imbuhnya.
Sementara, ketika ditanya mana gaya komunikasi keduanya yang lebih baik. Ia berpandangan bahwa tersebut hal yang tricky.
“Menariknya kalau banyak orang yang lebih terstruktur tertata itu bisa jadi lebih baik, itu bisa jadi lebih teliti, bisa jadi lebih untuk berpotensi dia menjalankan atau menepati janjinya,” pungkasnya.
“Padahal tidak ada hubungannya cara komunikasi seseorang di depan, berpidato misalnya dengan pemenuhan janji dengan kinerja,” lanjutnya.
Ia pun menilai kalau Prabowo dan Anies sama-sama bisa saja memenuhi janji politiknya dengan berkinerja. Namun, baginya penting untuk melihat track record dari keduanya.
“Yang perlu dilihat track record mereka sebelum-sebelumnya bagaimana,” tutupnya.