Apa itu Bacha Bazi? Tragedi yang Dialami Anak Laki-Laki Afghanistan

Apa itu Bacha Bazi? Tragedi yang Dialami Anak Laki-Laki Afghanistan

Apa itu Bacha Bazi

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Dalam khazanah budaya yang luas dan beragam di setiap daerah, ada fenomena yang menarik perhatian sekaligus memprihatinkan – praktik mengerikan yang dikenal sebagai bacha bazi.

Lalu apa itu bacha bazi? Berbeda dengan praktik budaya yang akrab yang sering kita temui, bacha bazi tinggal di bayang-bayang, terbungkus dalam banyak kontroversi.

Dalam artikel ini, kita mambahas seputar apa itu bacha bazi, berusaha memahami asal-usulnya, signifikansinya, dan perdebatan yang mengelilinginya.

Apa Itu Bacha Bazi?

Untuk memahami apa itu bacha bazi, mari kita menyelami benang-benang rumit sejarah dan konteks budayanya. Berasal dari Afghanistan, Bacha bazi dapat diterjemahkan sebagai “boy play” dalam bahasa Inggris.

Namun, istilah ini tidak hanya mencakup permainan masa kecil yang tidak berbahaya; sebaliknya, ia masuk ke dalam praktik yang membingungkan batas antara tradisi, eksploitasi, dan norma sosial.

Pada intinya, apa itu bacha bazi melibatkan penggunaan anak laki-laki muda, seringkali dalam usia pra-remaja, dalam pertunjukan yang melibatkan bernyanyi, menari, dan bahkan terlibat dalam tindakan yang bersifat seksual.

Pertunjukan ini biasanya diatur oleh pria yang lebih tua yang bertindak sebagai “pelindung” atau mentor bagi anak-anak yang terlibat. Motivasi di balik bacha bazi kompleks dan berlapis-lapis, merangkai elemen tradisi, dinamika kekuasaan, dan faktor sosial-ekonomi.

Dalam beberapa kasus, bacha bazi diatur dalam konteks hiburan tradisional, dengan anak-anak laki-laki memamerkan bakat mereka dalam acara yang menarik penonton dari komunitas.

Namun, sisi gelap dari bacha bazi mengungkapkan sisi yang lebih eksploitatif, di mana anak-anak laki-laki muda tunduk pada pelecehan dan manipulasi demi kesenangan dan kepuasan mereka yang mengatur pertunjukan.

Sifat kontroversial bacha bazi telah memicu perdebatan tentang relatifisme budaya dan batas etika. Banyak yang mengutuk praktik ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan bentuk eksploitasi anak yang mengerikan.

Menelusuri Konteks Budaya

Apa itu Bacha Bazi? Tragedi yang Dialami Anak Laki-Laki Afghanistan - Bacha Bazi Afghanistan
Image from satyaagrah

Lebih dalam mengenai apa itu bacha bazi, penting untuk menavigasi konteks budayanya di mana itu berkembang. Afghanistan, dengan sejarah dan budaya yang beragam, memberikan latar belakang untuk bacha bazi yang rumit dan sulit diuraikan.

Praktik ini, meskipun tidak diterima secara universal, berakar di beberapa komunitas di mana dianggap sebagai tradisi yang telah bertahan melalui generasi.

Mengutip dari The Diplomat, bacha bazi merupakan bahasa gaul untuk perbudakan seksual dan pelacuran anak yang tumbuh subur di seluruh Afghanistan dan bagian-bagian tertentu Pakistan.

Anak laki-laki praremaja antara usia 14 hingga 18 tahun dijual kepada pelanggan kaya dan berkuasa untuk hiburan dan seks terlarang.

Praktik ini didorong karena di sana wanita tidak diperbolehkan menari di depan umum, sehingga anak laki-laki dibuat untuk melakukan gerakan dan tidakan feminim.

Anak laki-laki yang tanpa jenggot dan banci sangat dicari oleh pelanggan, yang biasanya adalah para pedagang atau panglima perang yang punya kuasa dan bebas karena seringkali punya impunitas.

Pesta yang diadakan di aula besar biasanya ada anak laki-laki menari mengenakan pakaian wanita dengan lonceng yang diikatkan di kaki mereka sambil berparade selama berjam-jam.

Pesta-pesta tersebut juga biasanya memberikan kesempatan untuk jual beli. Setelah pesta selesai, anak laki-laki akan dijual kepada penawar tertinggi atau “digunakan” untuk berhubungan intim. Sebagai imbalan, mereka hanya diberi sedikit uang dan makanan.

Menurut laporan dari BBC dengan judul ‘Bacha bazi’ outrage after pandemic takes play to the small screen, pada tahun 1990-an, praktik ini sebenarnya telah dilarang oleh Taliban, dengan sodomi, tarian dan musik membawa hukuman mati.

Meskipun kelompok militan ini dituduh juga sebagai kelompok yang telah berpartisipasi dalam maraknya praktik itu sendiri.

Mengutip Kembali laporan The Diplomat dengan judul “Bacha Bazi: The Tragedy of Afghanistan’s Dancing Boys”, mantan komandan di Aliansi Utara adalah bagian dari sindikat yang membangkitkan bacha bazi, yang berfungsi sebagai simbol status.

Bagi mereka yang tidak mampu membeli anak-anak, DVD dijual secara terbuka di jalanan. Beberapa anak laki-laki dijual oleh orang tua mereka sendiri, yang lain terpikat dari jalanan dengan janji kehidupan yang lebih baik.

Walaupun praktik ini telah dilarang, karena bertentangan dengan hukum Syariah dan hukum perdata di Afghanistan, namun hanya ada sedikit penegakan hukumnya.

Menurut laporan tersebut pula, maraknya praktik ini dengan penegakan hukum yang masih lemah, karena demokrasi yang baru lahi di sana rentan terhadap korupsi, dan sering menampilkan sistem peradilan yang lemah.

Sementara itu faktor paling mendukung adalah karena kemiskinan memicu adanya perdagangan anak laki-laki, seperti halnya prostitusi illegal atau perdagangan manusia.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel