Masih ingat kah kamu dengan pernyataan kontroversial Jerinx, drummer SID, yang berkicau tentang teori konspirasi di masa-masa pandemi Covid-19? Sejak saat itu, teori konspirasi menjadi ramai diperbincangkan. Memangnya, apa itu teori konspirasi?
Apa itu teori konspirasi selalu menjadikan diskusi di tongkrongan menjadi lebih panas dan heboh. Itulah kenapa, teori konspirasi menarik di bahas. Sebab, teori konspirasi merupakan teori tandingan dari versi mainstream, atau teori yang sebarkan oleh pemerintah.
Di dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu teori konspirasi dari segi pengertian, jenis-jenis, tujuan, dan beberapa hal yang menarik dari teori konspirasi.
Apa itu teori konspirasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan konspirasi adalah “komplotan atau persekongkolan”.
Sementara, apa itu teori konspirasi adalah sebuah teori untuk menjelaskan serangkaian peristiwa atau fenomena akibat ulah dari sekomplotan orang yang berkuasa atau berpengaruh di dalam masyarakat.
Di dalam teori konspirasi, sekomplotan orang atau organisasi itu memiliki peran besar dalam merencanakan, melaksanakan, dan mencapai tujuannya dengan cara diam-diam dan ilegal. Biasanya, teori konspirasi berangkat dari kecurigaan masyarakat kepada penguasa. Karena itulah, teori ini kental nuansanya dengan politik.
Istilah konspirasi berasal dari conspiracy (dalam bahasa Inggris) adalah sebuah rencana rahasia yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk dapat melakukan suatu hal yang melanggar hukum maupun merugikan hukum.
Konotasi negatif kerap kali melekat kepada istilah konspirasi. Pasalnya, konspirasi muncul dari suatu prasangka, keyakinan emosional, dan barang bukti yang tidak memadai. Kerap kali teori konspirasi menggunakan metode otak-atik-gatuk atau dikenal dengan cocoklogi.
Teori konspirasi, dengan demikian, sulit dipertanggung jawabkan kebenarannya. Persoalannya bukan antara percaya atau tidak percaya, melainkan bagaimana pembuktiannya.
Definisi teori konspirasi menurut ahli
Teori konspirasi memang menjadi serba-serbi penghias obrolan di tongkrongan. Acap kali kita menemukan obrolan itu dilontarkan oleh abang-abangan yang sedang nganggur di warung kopi atau kantin kampus.
Tetapi kenyataannya, teori konspirasi juga mengundang perhatian beberapa ilmuwan besar untuk menguliknya. Di antara definisi teori konspirasi menurut para ahli ialah sebagai berikut:
Dalam Understanding Conspirasy Theories (2019) Karen M. Douglas, dkk, mengartikan teori konspirasi adalah kepercayaan bahwa suatu peristiwa atau situasi merupakan hasil dari suatu plot rahasia yang dilakukan oleh kelompok yang berkuasa atau berkepentingan.
Teori konspirasi seringkali bertentangan dengan penjelasan resmi atau ilmiah. Ia hanya didasarkan pada bukti-bukti yang tidak meyakinkan, tidak lengkap, atau salah.
Douglas dkk (2017) dalam “I Know Things They Don’t Know!”: The Role of Need for Uniqueness in Belief in Conspiracy Theories, menilai ada kecenderungan perangai dominan pada orang-orang yang memercayai teori konspirasi.
Secara umum, mereka memiliki sifat narsistik, paranoid, atau merasa tidak berdaya. Mereka juga mencari kepastian dan kendali di tengah krisis, dan merasa memiliki pengetahuan rahasia yang tidak diketahui oleh orang lain.
Baca Juga: Homo Hoax-ensis Yang Terus Eksis
Asal-usul penggunaan teori konspirasi
Menurut Wikipedia, teori konspirasi pertama kali digunakan Charles Astor Bristed dalam sebuah kolom/opini yang dikirimkan kepada editor The New York Times. Nantinya, surat itu diterbitkan pada 11 Januari 1863.
Di dalam kolom itu, penulis mencurigai politik Inggris yang berpotensi mencampuri politik yang berjalan di dalam negara Amerika Serikat.
Lambat laun, istilah teori konspirasi menjadi populer di Amerika. Ditambah lagi, CIA turut mempopelrkan teori konspirasi, dan menggunakannya untuk mendiskreditkan pengantu teori konspirasi.
Salah seorang ilmuwan politik Lance deHaven-Smith, menulis buku Teori Konspirasi di Amerika dan mengatakan teori konspirasi mulai memasuki percakapan sehari-hari pada tahun 1964, imbas dari tragedi penembakan presiden Jhon F Kennedy.
Tujuan teori konspirasi
Kecurigaan masyarakat kecil kepada penguasa merupakan hal wajar, terlebih jika keadaan suatu masyarakat berada di garis yang tidak stabil. Salah satu tujuan teori konspirasi adalah membuka pembahasan lebih lanjut akan sebuah ketidakadilan yang terjadi di suatu negara.
Akan tetapi, teori konspirasi juga dapat digunakan oleh sekelompok orang atau organisasi, untul menyesatkan suatu kelompok masyarakat, lantas mengeruk keuntungan darinya.
Itulah pembahasan tentang teori konspirasi mulai dari pengertian, asal-usul, dan tujuannya. pemikiran boleh saja liar. Tapi kita tetap harus berhati-hati ya, jangan sampai kita malah dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab.