Sediksi – Albert Einstein dikenal sebagai salah satu fisikawan terbesar sepanjang masa, tetapi dia juga seorang warga negara yang peduli yang menggunakan pengaruhnya untuk memberi tahu dunia tentang bahaya senjata nuklir.
Pada tahun 1939, Einstein memperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir dengan menulis surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt, mendesaknya untuk mengambil tindakan tentang pengembangan bom atom sebelum Jerman Nazi melakukannya.
Surat ini menjadi katalis bagi Proyek Manhattan, program rahasia AS yang menghasilkan senjata nuklir pertama.
Dalam artikel ini akan membahas mengenai Albert Einstein meperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir dan segera mengamankan pasokan bijih uranium dan segera mendanai eksperimen tentang reaksi berantai nuklir.
Surat Einstein Memperingatkan Roosevelt tentang Ancaman Nuklir
Awal dari Einstein memperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir yakni pada 2 Agustus 1939, Einstein menandatangani surat yang disusun oleh teman dan rekan fisikawannya Leo Szilard, yang melarikan diri dari Jerman Nazi pada tahun 1933.
Szilard telah mengetahui tentang penemuan fisi nuklir dalam uranium, yang berpotensi melepaskan sejumlah besar energi dan menciptakan unsur radioaktif baru.
Dia menyadari bahwa ini bisa digunakan untuk menciptakan reaksi berantai nuklir, yang bisa menggerakkan jenis bom baru dengan kekuatan penghancur yang belum pernah ada sebelumnya.
Szilard khawatir bahwa Jerman Nazi, yang telah menggabungkan Cekoslowakia dan tambang uraniumnya pada tahun 1938, sudah bekerja pada senjata seperti itu.
Dia ingin memperingatkan pemerintah AS dan membujuk mereka untuk memulai program penelitian nuklir mereka sendiri. Dia meminta Einstein, yang juga merupakan pengungsi Yahudi dari Jerman dan seorang pacifis terkenal, untuk memberikan nama dan prestasinya kepada surat tersebut.
Surat itu menjelaskan prinsip-prinsip ilmiah dan kemungkinan fisi nuklir dan memperingatkan bahwa Jerman mungkin bisa mengembangkan bom atom yang bisa menghancurkan seluruh kota.
Surat itu menyarankan agar AS harus mengamankan pasokan bijih uranium dan mendanai pekerjaan eksperimental tentang reaksi berantai nuklir.
Surat itu juga mengusulkan agar Presiden harus menunjuk orang yang dipercaya untuk menjaga kontak dengan para fisikawan yang bekerja pada masalah ini dan memberi saran kepadanya tentang masalah kebijakan.
Einstein setuju untuk menandatangani surat tersebut dan mengirimkannya kepada Roosevelt melalui temannya Alexander Sachs, seorang ekonom yang memiliki akses ke Gedung Putih. Sachs menyerahkan surat itu kepada Roosevelt pada 11 Oktober 1939, dua bulan setelah Perang Dunia II dimulai di Eropa.
Kelahiran Proyek Manhattan
Dari surat trersebut di mana Einstein memperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir, akhirnya Roosevelt tertarik dan memutuskan untuk bertindak atasnya. Dia membuat komite penasihat tentang uranium, yang bertemu untuk pertama kalinya pada 21 Oktober 1939.
Selama beberapa tahun berikutnya, program nuklir AS secara bertahap berkembang karena lebih banyak ilmuwan bergabung dengan upaya tersebut dan lebih banyak bukti muncul tentang kemajuan Jerman dalam penelitian nuklir.
Pada tahun 1941, Inggris berbagi temuannya sendiri tentang senjata nuklir dengan AS, yang mengkonfirmasi kelayakan dan urgensi membangun bom atom.
Pada Desember 1941, setelah serangan Jepang terhadap Pearl Harbor membawa AS ke dalam Perang Dunia II, Roosevelt mengizinkan upaya skala penuh untuk mengembangkan senjata nuklir sesegera mungkin.
Upaya ini dikenal sebagai Proyek Manhattan, dinamai berdasarkan distrik di New York di mana markas besarnya berada.
Proyek Manhattan melibatkan ribuan ilmuwan dan insinyur dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang, bekerja secara rahasia di beberapa lokasi di AS, Kanada, dan Inggris yang dipimpin oleh fisikawan jenius Julius Robert Oppenheimer.
Mereka menghadapi banyak tantangan teknis dan dilema etis saat mereka berpacu dengan waktu dan musuh mereka untuk menciptakan senjata pemusnah massal baru.
Proyek Manhattan berhasil menghasilkan tiga bom atom pada Juli 1945. Yang pertama diuji di Alamogordo, New Mexico, pada 16 Juli 1945, menciptakan awan jamur raksasa dan ledakan setara dengan 21 kiloton TNT.
Yang kedua dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang dan menghancurkan sebagian besar kota. Yang ketiga dijatuhkan di Nagasaki, Jepang, pada 9 Agustus 1945, menewaskan sekitar 70.000 orang dan menghancurkan kota lainnya.
Pemboman atom Hiroshima dan Nagasaki menggemparkan dunia dan memaksa Jepang untuk menyerah pada 15 Agustus 1945, mengakhiri Perang Dunia II. Mereka juga menandai awal dari era nuklir, yang membawa peluang dan ancaman baru bagi umat manusia.
Warisan Surat Einstein
Einstein tidak berpartisipasi atau mengetahui tentang rincian Proyek Manhattan sampai setelah selesai. Dia kemudian menyesali menandatangani surat kepada Roosevelt dan menyatakan rasa ngerinya atas penggunaan bom atom pada warga sipil.
Dia menjadi juru bicara untuk perdamaian dan penghapusan senjata dan memperingatkan terhadap bahaya perang nuklir.
Surat Einstein memperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir dianggap sebagai salah satu dokumen paling berpengaruh dalam sejarah, karena mengubah jalannya ilmu pengetahuan, politik, dan perang.
Surat itu juga menimbulkan pertanyaan penting tentang peran dan tanggung jawab ilmuwan dalam masyarakat dan dampak mereka terhadap takdir manusia.
Surat asli dari Einstein memperingatkan Roosevelt tentang ancaman nuklir tersebut sekarang disimpan di Perpustakaan dan Museum Presiden Franklin D. Roosevelt di Hyde Park, New York.
Surat itu adalah pengingat bagaimana tindakan komunikasi sederhana bisa memiliki konsekuensi yang mendalam dan langgeng.