Ngemis Online di TikTok: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan

Ngemis Online di TikTok: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan

Ngemis Online di TikTok

DAFTAR ISI

Sediksi – Belakangan ini muncul fenomena yang mengkhawatirkan di TikTok, yaitu ngemis online. Ngemis online di TikTok adalah kegiatan meminta-minta sesuatu secara online, biasanya melalui live stream.

Di TikTok, ngemis online muncul ketika pengguna meminta sesuatu dari pengguna lain, seperti followers, likes, atau bahkan uang.

Uang yang diminta oleh pengemis online di TikTok biasanya berupa gift atau hadiah virtual yang bisa ditukarkan dengan uang tunai. Gift TikTok memiliki berbagai macam jenis dan harga, mulai dari yang termurah sekitar Rp 250 hingga yang termahal sekitar Rp 8 juta.

Pengguna yang ingin memberikan gift kepada pembuat konten harus membeli koin terlebih dahulu dengan menggunakan uang asli.

Fenomena Orang Ngemis online di TikTok

Ngemis Online di TikTok: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan - 730x480 img 98801 ngemis online dengan mandi lumpur
Image from hitekno

Fenomena orang ngemis online di TikTok telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen yang menyayangkan dan mengkritik perilaku ngemis online yang dinilai merendahkan martabat diri sendiri dan mengganggu kenyamanan penonton.

Beberapa orang ngemis online di TikTok bahkan rela melakukan hal-hal ekstrem atau tidak wajar untuk mendapatkan gift dari penonton, seperti mandi lumpur, mandi tengah malam, atau menyakiti diri sendiri.

Menurut beberapa sumber hadil dari penelusuran, fenomena ini telah muncul beberapa tahun kebelakang utamanya setelah Covid-19 dan semakin marak belakangan ini.

Berbagai faktor diduga menjadi penyebab fenomena ini, seperti faktor ekonomi, psikologis, sosial, dan budaya. Beberapa yang ngemis online mengaku melakukan hal tersebut karena terdesak kebutuhan hidup, mencari sensasi, atau sekadar mengikuti tren.

Kata Pakar Sosiolog

Fenomena ngemis online di TikTok tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa adanya tindakan preventif dan edukatif dari pihak-pihak terkait. Fenomena ini menunjukkan adanya permasalahan sosial yang harus segera diselesaikan.

Untuk itu, perlu adanya kajian ilmiah dari sudut pandang sosiologi untuk memahami fenomena ini secara lebih mendalam.

Mengutip dari Antara, menurut pakar sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Derajat Sulistyo Widhyarto, fenomena ngemis online di TikTok ini jika dibiarkan akan hilang dengan sendirinya.

Selain itu fenomena ini bisa dikaitkan dengan teori konstruksi sosial yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.

Teori ini menjelaskan bahwa realitas sosial dibentuk oleh proses interaksi antara manusia melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks TikTok, realitas sosial dibentuk oleh proses interaksi antara pembuat konten dan penonton melalui media video dan gift. Pembuat konten mengkonstruksi realitas mereka sebagai orang yang membutuhkan bantuan atau apresiasi dari penonton.

Penonton mengkonstruksi realitas mereka sebagai orang yang memiliki kekuasaan atau simpati untuk memberikan bantuan atau apresiasi kepada pembuat konten.

Proses konstruksi sosial ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menyebabkan sirkulasi informasi yang cepat dan luas.

Hal ini membuat konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Dengan demikian, fenomena ngemis online di TikTok menjadi sebuah tren sosial yang menyebar luas dan sulit dihindari.

Rela Menyakiti Diri Demi Gift

Salah satu hal yang paling mengkhawatirkan dari fenomena ngemis online di TikTok adalah perilaku pembuat konten yang rela menyakiti diri demi mendapatkan gift dari penonton.

Hal ini menunjukkan adanya gangguan mental atau psikologis yang dialami oleh pembuat konten. Mereka mungkin mengalami depresi, stres, atau kecemasan akibat tekanan hidup atau masalah pribadi.

perilaku menyakiti diri merupakan salah satu bentuk self-harm atau self-injury. Self-harm adalah perilaku sengaja melukai diri sendiri tanpa niat bunuh diri, biasanya sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif yang tidak bisa diungkapkan dengan cara lain.

Self-harm bisa berupa memotong, membakar, memukul, atau melukai bagian tubuh tertentu. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang melakukan self-harm, seperti faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan.

  • Faktor biologis berkaitan dengan adanya gangguan otak atau hormon yang mempengaruhi mood dan perilaku.
  • Faktor psikologis berkaitan dengan adanya trauma, stres, depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian.
  • Faktor sosial berkaitan dengan adanya tekanan, konflik, bullying, atau isolasi dari keluarga, teman, atau masyarakat.
  • Faktor lingkungan berkaitan dengan adanya pengaruh media, budaya, atau agama yang memberikan standar atau harapan tertentu.

Dalam kasus ngemis online di TikTok, faktor lingkungan menjadi salah satu faktor utama yang memicu perilaku self-harm.

Media sosial seperti TikTok memberikan standar atau harapan tertentu kepada penggunanya untuk mendapatkan perhatian, penghargaan, atau uang dari penonton.

Hal ini membuat pembuat konten merasa harus melakukan hal-hal ekstrem atau tidak wajar untuk memenuhi standar atau harapan tersebut.

Fenomena ngemis online di TikTok seharusnya menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Media sosial seharusnya menjadi sarana untuk berbagi informasi, inspirasi, dan edukasi yang bermanfaat bagi sesama.

Media sosial seharusnya tidak menjadi sarana untuk meminta-minta sesuatu yang tidak pantas atau menyakiti diri sendiri demi sesuatu yang tidak pasti. Mari kita gunakan media sosial dengan cerdas dan bertanggung jawab.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel