Sediksi – “Gak kenyang kalo belum makan nasi” ini kalimat yang akrab bagi masyarakat kita, karena beras/nasi adalah salah satu makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di dunia, terutama di Asia utamanya lagi pada masyarakat kita.
Namun, produksi dan konsumsi beras memiliki beberapa kelemahan, seperti kebutuhan air dan lahan yang tinggi, rentan terhadap hama dan penyakit, dan potensi risiko kesehatan dari indeks glikemik.
Oleh karena itu, perlunya beralih ke pangan lokal pengganti beras, karena beberapa orang mungkin ingin mencari makanan alternatif yang dapat memberikan manfaat gizi dan lingkungan yang sama atau lebih baik.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi empat pangan lokal pengganti beras dari segi rasa, tekstur, dan keberagaman. Pangan-pangan tersebut adalah singkong, sorgum, jagung, dan umbi-umbian.
Pangan Lokal Pengganti Beras
Selengkapnya mengenai pangan lokal pengganti beras ada 4, berikut ini adalah pembahasannya:
Singkong
Singkong (Manihot esculenta) adalah sayuran akar yang berasal dari Amerika Selatan dan sekarang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis dunia.
Singkong merupakan sumber karbohidrat dan kalori utama bagi lebih dari setengah miliar orang, terutama di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Singkong memiliki rasa kacang-kacangan dan tekstur lembut saat dimasak.
Pangan local pengganti beras yang satu ini bisa dimakan utuh, diparut, atau digiling menjadi tepung untuk membuat roti, kerupuk, kue, panekuk, mie, dan hidangan lainnya.
Tepung singkong bebas gluten dan memiliki indeks glikemik rendah, sehingga ini sangat cocok untuk orang dengan penyakit celiak atau diabetes.
Singkong juga mengandung vitamin C, tiamin, folat, vitamin B6, kalium, magnesium, dan niasin. Namun, singkong harus dipersiapkan dengan baik sebelum dikonsumsi, karena singkong mentah atau kurang matang bisa mengandung kadar sianida yang berbahaya.
Sorgum
Pangan lokal pengganti beras selanjutnya adalah sorgum (Sorghum bicolor), tanaman ini merupakan biji-bijian serealia yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Sorgum berasal dari Afrika dan merupakan salah satu tanaman paling tahan kekeringan di dunia.
Sorgum adalah tanaman serealia kelima terpenting setelah gandum, beras, jagung, dan barley. Sorgum memiliki rasa lembut dan tekstur kenyal saat dimasak. Sorgum ini bisa digunakan untuk membuat bubur, roti, kus-kus, minuman malt, sirup, etanol, dan pakan ternak.
Sorgum kaya akan protein, serat makanan, zat besi, seng, fosfor, dan antioksidan. Sorgum juga memiliki indeks glikemik rendah dan bebas gluten.
Jagung
Selanjutnya ada tanaman jagung (Zea mays). Jagung juga termasuk dalam tanaman biji-bijian serealia lainnya yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Jagung berasal dari Meksiko dan sekarang merupakan salah satu tanaman yang paling luas tersebar dan dikonsumsi di dunia.
Jagung memiliki rasa manis dan tekstur renyah saat dimasak. Jagung bisa dimakan sebagai butiran utuh di tongkol atau tanpa tongkol, atau diolah menjadi tepung, gandum, grits, minyak, pati, sirup, etanol, dan pakan ternak.
Pangan lokal pengganti beras yang satu ini adalah sumber karbohidrat, kalori, vitamin B6, niasin, folat, fosfor, magnesium, dan karotenoid. Namun, jagung juga memiliki indeks glikemik tinggi dan mungkin mengandung organisme hasil rekayasa genetika (GMO).
Umbi-umbian
lalu yang terakhir dari pangan lokal pengganti beras ada umbi-umbian, ini merupakan batang atau akar bawah tanah yang membengkak yang menyimpan makanan untuk tanaman. Beberapa contoh umbi-umbian adalah kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan taro.
Umbi-umbian banyak ditanam dan dikonsumsi di banyak bagian dunia sebagai makanan pokok atau lauk pauk. Umbi-umbian memiliki rasa dan tekstur yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan cara memasaknya.
Umbi-umbian bisa direbus, dipanggang, digoreng, dihaluskan, dipanggang, atau dibuat menjadi keripik, kentang goreng, atau sup. Umbi-umbian kaya akan karbohidrat, serat, vitamin C, kalium, dan mineral lainnya.
Beberapa umbi-umbian juga mengandung protein, vitamin A, vitamin B6, zat besi, dan antioksidan. Namun, beberapa umbi-umbian mungkin mengandung antinutrien atau racun yang perlu dihilangkan dengan mengupas atau memasak.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Botram, Tradisi Unik Masyarakat Sunda Makan Berasama untuk Mempererat Persaudaraan
Seperti yang telah kita lihat, ada banyak pangan lokal yang bisa menggantikan beras sebagai makanan pokok atau memperkaya diet kita. Pangan-pangan tersebut adalah singkong, sorgum, jagung, dan umbi-umbian.
Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dari segi gizi, dampak lingkungan, dan ketersediaan. Beberapa tanaman tersebut juga bisa disiapkan dengan berbagai cara sesuai dengan selera dan masakan kita.
Dengan memilih pangan ini daripada beras, kita bisa menikmati manfaat mereka sambil mengurangi ketergantungan kita pada produksi dan konsumsi beras.