Pemilu Turki: Erdogan Mendapat Suara Terbanyak, Potensi Pemilu Putaran Kedua

Pemilu Turki: Erdogan Mendapat Suara Terbanyak, Potensi Pemilu Putaran Kedua

urkish President Recep Tayyip Erdoğan votes Sunday in Istanbul.

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pemilu Turki yang diselenggarakan 14 Mei 2023 lalu tidak menemukan pemenang mutlak. Sehingga ada kemungkinan untuk pelaksanaan pemilu putaran kedua.

Dari empat kandidat, inkumben Recep Tayyip Erdogan (Erdoğan) mendapatkan suara paling banyak dengan persentase 49,3% menurut media Turki, Anadolu.

Tetapi, diperlukan minimal 50% suara untuk kandidat presiden dinyatakan sebagai pemenang mutlak menurut konstitusi Turki. Hal ini yang membuat adanya kemungkinan pelaksanaan pemilu putaran kedua tersebut.

Jika pemilu putaran kedua dilaksanakan, Erdogan kemungkinan akan menghadapi rivalnya yang mendapatkan suara terbanyak kedua, Kemal Kilicdaroglu (Kılıçdaroğlu). Kilicdaroglu mendapatkan suara terbanyak kedua dalam pemilu Turki dengan persentase 45,0%.

Dua kandidat lainnya, Ogan dan Ince, masing-masing mendapatkan suara sebesar 5,2% dan 0,4%.

Sama-sama Optimis di Putaran Kedua

Pemilu Turki: Erdogan Mendapat Suara Terbanyak, Potensi Pemilu Putaran Kedua - Untitled design 5

Ditilik dari selisih suara yang tipis, putaran kedua jelas amat potensial terjadi. Kedua pihak saling mengklaim masing-masing mengungguli pesaingnya. Mengenai hal ini, keduanya memberi respon yang senada.

“Jika negara kita menghendaki putaran kedua, silakan saja,” kata Erdogan di depan pendukungnya di Ankara Senin pagi ini. 

Meski begitu, Erdogan yang sudah memimpin Turki hingga lebih dari 20 tahun ini tetap percaya diri akan memenangkan pemilu ini, bahkan di putaran kedua.

Ia yakin karena dalam pemilu tahun 2018 sebelumnya, ia berhasil mengumpulkan suara sebanyak 60% dari warga negara Turki yang tinggal di luar negeri. Sehingga pada pemilu kali ini, ia mengingatkan kembali bahwa jangan lupa atau pesimis karena masih ada suara dari mereka yang perlu dihitung.

Sebagai kandidat yang mendapat suara terbanyak kedua, Kilicdaroglu juga merespon potensi pemilu putaran kedua dengan percaya diri. 

“Kita pasti akan memenangkan putaran kedua,” ucap Kilicdaroglu berdiri di atas panggung di markas partainya di Ankara. Ia lanjut menyampaikan penjelasan yang meyakinkan dirinya lebih kuat dari Erdogan dengan tenang. 

“Semua akan lihat. Hasil awal menunjukkan Erdogan tidak mendapatkan kepercayaan publik seperti yang diharapkan. Kebutuhan masyarakat akan perubahan lebih dari 50%. Partai AK juga sudah kalah suara. Saat ini juga, masih proses pemasukan data.”

“Jika negara memilih untuk menyelenggarakan putaran kedua, tentu saja akan diterima dengan baik,” lanjutnya menegaskan.

Tanggal pelaksanaan pemilu Turki putaran 2

Jika pemilu putaran kedua terjadi, kemungkinan akan dilaksanakan dua minggu setelah pemilu pertama. Pemilu putaran kedua ini akan diselenggarakan pada 28 Mei. 

Hanya saja proses penghitungan suara masih berlangsung hingga sekarang. Masih ada jutaan suara yang belum dihitung, terutama di beberapa kota besar.

Dengan kata lain, belum dapat dipastikan pemilu putaran kedua ini betul-betul akan diselenggarakan atau tidak.

Apabila pada hasil akhir penghitungan suara kandidat berhasil mendapatkan lebih dari 50% suara, maka pemilu putaran kedua tidak perlu dilaksanakan. Pasalnya, sudah didapatkan pemenang mutlak dari pemilu ini.

Pemilu paling menantang bagi Erdogan

Erdogan sudah memimpin Turki sebagai presiden selama dua periode. Ia memenangkan pemilu pada tahun 2014 dan 2018. Namun partai AK, partai yang dipimpin oleh Erdogan sekaligus yang membawanya pada pemilu kali ini, sudah berkuasa sejak tahun 2003. Artinya generasi muda Turki saat ini tidak mengenal pemimpin lain selain Erdogan.

Dalam 20 tahun masa berkuasanya, akhirnya semakin banyak warga Turki yang menentang kepemimpinannya. Misalnya, terkait lonjakan inflasi di Turki. Jumlah warga Turki yang menyalahkan Erdogan akibat lonjakan inflasi terus bertambah. 

Lebih-lebih kepada kebijakan Erdogan terkait masalah tersebut, yaitu menolak menaikkan suku bunga karena dianggap bertentangan dengan kepercayaan Ortodoks yang dianut. 

Hasil laporan resmi menyatakan lonjakan inflasi ini hanya di atas 50%. Sedangkan menurut para akademisi, lonjakan inflasi yang sebenarnya lebih tinggi dari 100%. Pada kenyataannya, kebijakan ini sangat merugikan warga negara Turki secara ekonomi.

Terkait penanganan bencana gempa bumi yang baru saja terjadi 6 Februari lalu di Turki, Erdogan juga mendapatkan banyak kritik karena upaya pencarian dan penyelamatan korban.

Erdogan juga gagal melakukan tindakan preventif dengan mempraktikan konstruksi yang sesuai dengan kondisi geografis Turki untuk meminimalisir kerusakan bangunan akibat gempa.

Sebab, banyak bangunan dan rumah-rumah runtuh akibat gempa tersebut. Sebanyak 11 provinsi terdampak oleh gempa bumi ini. Hal ini menyebabkan banyak warga Turki yang kehilangan rumahnya. 

Buruknya penanganan bencana gempa bumi yang telah menelan puluhan ribu korban di Turki ini menjadi ujian tersendiri bagi Erdogan untuk membuktikan ia masih layak melanjutkan kepemimpinannya sebagai presiden Turki.

Pemilu Turki 2023 bukan hanya menentukan siapa pemimpin Turki untuk beberapa tahun ke depan. Di lain sisi, juga menentukan arah bernegara, antara demokrasi sekuler atau seperti saat ini.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel