Jelang Pemilu Thailand, 7 Calon PM Bersaing Sengit!

Jelang Pemilu Thailand, 7 Calon PM Bersaing Sengit!

TF3-2-5

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayut Chan-o-cha, absen dari KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Indonesia yang diselenggarakan Mei 2023 karena ia adalah satu dari 7 calon PM Thailand yang pemilihannya dilakukan 14 Mei 2023 mendatang.

Calon PM Thailand, termasuk Chan-o-cha, akan bersaing memperebutkan kursi orang nomor 1 di pemerintahan Thailand. Kepala negara akan tetap dijabat oleh Paduka Yang Mulia Raja Maha Vajiralongkorn. Varjiralongkorn menjabat sejak tahun 2016, dan ia merupakan raja ke-sepuluh dari dinasti Chakri yang bergelar Rama X.

Pada sistem monarki, seorang raja umumnya merupakan simbol negara yang dihormati. Sementara, untuk urusan pemerintahan, dijalankan oleh seorang perdana menteri.

Mari simak pemilu Thailand, mulai dari profil politik calon PM Thailand hingga hal-hal politiknya.

Profil calon PM Thailand

Jelang Pemilu Thailand, 7 Calon PM Bersaing Sengit! - Untitled design
Lillian Suwanrumpha/AFP/Getty Images

Prayut Chan-o Cha – Incumbent dan Pemimpin Junta Militer Thailand

Pertama, Prayut Chan-o-cha, PM Thailand yang sudah menjabat sejak 2014 ini mencalonkan dirinya kembali pada Pemilihan Umum (pemilu) tahun 2023. Pada pemilu kali ini, Prayut berada di bawah partai United Thai Nation. 

Prayut sebenarnya adalah pimpinan militer Thailand. Salah satu alasan utama yang membawa karir militernya naik seketika hingga seperti sekarang yakni usai berhasil mengkudeta PM pada masa itu, Thaksin Shinawatra.

Thaksin Shinawatra dikudeta pada tahun 2006. Sejak itu, kerusuhan antara kelompok pro dan anti-Thaksin terus terjadi hingga 2014, ketika militer mengambil alih pemerintahan. Dari segala kekacauan tersebut, pada akhirnya Prayut terpilih sebagai PM Thailand sejak 2014 itu juga. Di sisi lain, ia juga satu-satunya kandidat PM pada saat itu.

Baca Juga: Hasil KTT ASEAN 2023: Indonesia Siap Berbicara dengan Junta Militer Myanmar

Jelang Pemilu Thailand, 7 Calon PM Bersaing Sengit! - Untitled design 1
Athit Perawongmetha/Reuters

Paetongtarn Shinawatrea – Keponakan Mantan PM Thaksin Shinawatra

Latar belakang keluarga Thaksin Shinawatra adalah politikus. Ia lengser setelah dikudeta oleh militer yang dipimpin oleh Chan-o Cha.

Setelah segala kejadian karena kudeta yang menimpanya, pada pemilu kali ini salah satu anggota keluarganya maju mencalonkan diri sebagai calon PM Thailand. Dia adalah Paetongtarn Shinawatra, yang juga baru melahirkan anak keduanya pada 1 Mei 2023, tepat dua minggu sebelum pemilu.

Paetongtarn Shinawatra berada di bawah partai Pheu Thai dan berlatar belakang dari keluarga politikus. Sebab ia adalah keponakan dari Thaksin Shinawatra, PM Thailand yang dikudeta oleh Prayut, PM Thailand saat ini.

Jelang Pemilu Thailand, 7 Calon PM Bersaing Sengit! - Untitled design 2
getty images

Pita Limjaroenrat – Pimpinan Partai Move Forward

Calon ketiga adalah Pita Limjaroenrat. Sosok yang satu ini merupakan pimpinan partai Move Forward. Bagi warga Thailand, ia adalah sosok yang fresh dalam pemilu kali ini. Pita Limjaroenrat mesti bersaing dengan dua calon yang punya latar belakang politik kuat.

Meski demikian, ia merupakan kandidat yang paling populer menurut survei. Riwayatnya yang bersih, visinya yang jelas, dan tentunya latar belakangnya yang bukan dari militer, membuatnya menjadi salah satu calon terkuat dalam pemilu kali ini.

Prawit Wongsuwan – Wakil PM Thailand

Sama seperti Prayut, Prawit berlatar belakang militer. Ia juga bisa memiliki karir panjang di pemerintahan Thailand berkat latar belakangnya tersebut. Dalam pemilu ini, ia dicalonkan oleh partai Palang Pracharat.

Anutin Chanvirakul – Menteri Kesehatan Thailand

Anutin dibawa oleh partai yang ia pimpin, Bhumjaithai. Meskipun bukan militer, partai ini pro terhadap kepemimpinan militer.

Kampanyenya pada tahun ini mengangkat topik yang sama dengan tahun 2019. Yaitu dekriminalisasi dan mempromosikan ganja untuk keperluan medis.

Jurin Laksanawisit – Pimpinan Partai Demokrat

Meskipun Jurin adalah pimpinan partai Demokrat, partai tertua di Thailand sekaligus anti-militer, daya tariknya cenderung lemah dibandingkan dengan kandidat-kandidat lainnya.

Sehingga dalam kampanyenya kali ini, Jurin berusaha mendapatkan suara dengan fokus berkampanye di Nakhon Si Thammarat, provinsi dengan populasi terbanyak di selatan Thailand yang juga kebetulan bekas markas partai Demokrat.

Srettha Thavasin – Konglomerat Real Estat

Srettha diusung oleh partai Pheu Thai, partai yang juga mengusung Paetongtarn.

Ia memiliki latar belakang yang kuat di bidang bisnis. Untuk mengikuti pemilu ini, Srettha memutuskan untuk mengundurkan diri dari salah satu pekerjaannya sebagai kepala eksekutif pengembang real estat mewah Sansiri.

Ranking popularitas calon PM

Dua survei opini popularitas calon PM menunjuk Pita Limjaroenrat sebagai kandidat paling populer. 

Pita memenangkan survei yang diselenggarakan oleh grup media Nation dengan persentase 29,37%. Pada survei yang dilakukan oleh National Institute of Development Administration (NIDA), perolehan Pita lebih tinggi dengan persentase 35,44%.

Di kedua survei, Paetongtarn berada di posisi kedua. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh Prayut.

Meskipun pada akhirnya parlemen juga yang memilih PM, survei opini ini bisa dijadikan pertimbangan untuk menggalang dukungan demi pemilihan yang akan dilakukan hari Minggu nanti.

Kekhawatiran jika kandidat sipil yang memenangkan pemilu

Dari hasil survei opini popularitas pun, dua kandidat dari masyarakat sipil memenangkan kedua survei. Membuktikan bahwa mereka tidak hanya populer, tapi mereka yang memilih berharap besar agar pemilu kali ini tidak dimenangkan oleh militer lagi.

Jika Prayut memenangkan pemilu, maka ia tinggal melanjutkan kepemimpinannya di Thailand sebagai PM. Jika survei popularitas dilihat sebagai rujukan, banyak masyarakat menilai kali ini Thailand membutuhkan sosok sipil.

Sebagai negara yang dikuasai oleh militer sejak 2014 akibat kudeta, Thailand akhirnya bisa merasakan awal baru yang fresh jika kandidat sipil memenangkan pemilu ini.

Meskipun tidak terlalu baru juga jika Paetongtarn yang menang. Hal ini dikarenakan Paetongtarn sendiri berasal dari keluarga politikus yang berpengaruh. Meski berpengaruh, tetap saja ada potensi digulingkan oleh militer Thailand. Seperti yang terjadi pada pamannya di tahun 2006.

Resiko yang sama juga dapat terjadi pada Pita. Bahkan jika dari awal sudah terlihat potensinya memenangkan pemilu. Pada akhirnya, Pita tidak berasal dari militer dan tidak memiliki kekuatan militer. Jika ia memenangkan pemilu, ada potensi kekuasaannya akan digulingkan oleh militer Thailand, lagi. 

Sehingga kudeta yang terjadi pada tahun 2006 itu, mungkin saja terjadi lagi setelah pemilu ini. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran warga Thailand jika kandidat dari sipil yang memenangkan pemilu.

Alasan warga Thailand mengantisipasi pemilu ini

Pemilu kali ini sangat dinanti-nanti oleh warga Thailand. Apabila pemilu ini berhasil tanpa ada konflik, artinya Thailand akhirnya bebas dari kekuasaan militer setelah satu dekade.

Hanya jika Pita atau Paetongtarn yang memenangkan pemilu. Sebab keduanya adalah masyarakat sipil dan bukan dari latar belakang militer.

Warga Thailand secara kompak berharap agar melalui pemilu ini, Thailand akhirnya bisa bebas dari pemerintahan yang dipimpin dan didominasi oleh militer.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel