Beth Harmon bukan pecatur biasa, selain karena dirinya adalah seorang perempuan, Beth juga dikenal sebagai sosok yang ambisius untuk meraih kemenangan. Beth mendobrak dunia catur yang didominasi laki-laki dan menantang mereka beradu ketangkasan dan kecerdikan. Semua ini diceritakan dalam serial Netflix Queen of Gambit.
Di dalam series ini diceritakan bahwa Beth Harmon menjadi satu-satunya pecatur perempuan yang berhasil melawan lawan-lawannya yang laki-laki dan juga merupakan master dalam dunia catur.
Banyak kritikus film yang menulis review baik soal film ini, bahkan dalam tulisan di Hollywood Reporter, mereka mengatakan bahwa series ini sangat bagus dan mereka percaya bahwa Netflix tidak akan mampu memproduksi series sekelas Queen of Gambit lagi. Sungguh sarkas.
Sebenarnya apa yang membuat Queen of Gambit begitu dibicarakan oleh para kritikus?
Jawabannya barangkali karena serial ini tampak sangat presisi dalam menggambarkan tensi pertandingan catur. Bisa pula disebabkan kemampuan akting Anya Taylor Joy yang ciamik saat memerankan Beth Harmon. Atau karena kemampuan dari Scott Frank (penulis dan sutradara) yang mampu menyajikan catur menjadi menegangkan dan kompleks.
Catur, Adiksi, dan Trauma dalam Queen of Gambit
Scott Frank mampu menyajikan permainan catur menjadi cerita kompleks yang narasinya tidak Cuma soal memenangkan pertandingan belaka. Scott mengisahkan bagaimana Beth Harmon melawan adiksi dan traumanya.
Harmon sudah menjadi yatim piatu sejak usia dini. Sejak saat itu Beth tinggal di panti asuhan. Kegiatan di panti asuhan sangatlah membosankan, setiap hari hanya belajar, makan, menyanyikan lagu-lagu pujian, dan menonton film. Beth merasa terkungkung, dan ia ingin menemukan dunia selain dunia yang ia kenal.
Beth kemudian bertemu dengan Mr Shaibiel yang merupakan tukang bersih-bersih dan hobi main catur sendirian di gudang. Mr Shaibiel-lah yang mengajarkan Beth bermain catur, walaupun perkenalan mereka awalnya canggung.
Selain Mr Shaibiel, Beth juga berteman dengan Jolene, perempuan yang umurnya lebih tua dari Beth. Jolene-lah yang mengenalkan Beth kandungan dari obat-obatan yang rutin diberikan panti kepada murid-muridnya.
Obat-obatan rutin yang diberikan oleh panti adalah vitamin dan obat penenang. Jolene berkata akan lebih baik jika mengonsumsi obat yang berwarna hijau pada malam hari. Sejak saat itu Beth rutin mengonsumsinya saat malam hari, karena pengaruh dari obat tersebut Beth dapat berimajinasi bermain catur di kepalanya dan berhasil mengalahkan lawan-lawannya yang lebih tua dan berpengalaman.
Saat remaja, Beth diadopsi oleh pasangan Alma dan Wheatley, tetapi kemudian mereka bercerai dan akhirnya Beth tinggal berdua dengan Alma. Situasi ini sedikit banyak turut memengaruhi pandangan Beth dalam menjalani hidupnya.
Beth lambat laun berhasil menjajakan kariernya sebagai pecatur profesional. Ia berhasil mengalahkan lawannya dari tingkat lokal hingga nasional. Beth menjadikan Alma sebagai manajer pribadinya dan hubungan mereka berdua terlihat manis walaupun sebenarnya problematik. Alma merupakan pengidap depresi berat dan mengalihkan kesedihannya dengan minum-minum.
Ambisi Beth adalah mengalahkan Vasil Borgov, seorang master catur kelas dunia asal Rusia yang sulit dikalahkan. Hal ini ia yakini setelah dirinya berhasil mengalahkan Benny, seorang pecatur yang namanya sudah mentereng di majalah catur karena prestasinya. Tetapi dalam sebuah pertandingan, Beth gagal mengalahkan Borgov di Amerika.
Kekalahan Beth disebabkan bukan karena tekniknya tak mumpuni untuk menantang pecatur terbaik. Alih-alih karena teknik, kekalahannya lebih banyak dipengaruhi kegagalannya menjaga fokus selama berbulan-bulan setelah Alma meninggal karena hepatitis. Masa-masa itu ia lalui dengan minum-minum seperti kebiasaan ibu angkatnya itu. Beth seolah kehilangan dirinya, merasa terjebak, dan hilang arah.
Perasaan trauma yang ia alami mengingatkannya pada trauma masa lalu yang pernah ia alami sewaktu masih bocah. Saat itu, ibu kandung Beth yang punya gangguan kejiwaan melakukan bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya. Celakanya, Beth bersama ibunya dalam kecelakaan tragis tersebut.
Beth beruntung saat Jolene datang saat ia dalam keadaan terpuruk. Jolene menyelamatkannya dari kecanduan alkohol dan menuntunnya kembali pada impiannya. Berkat Jolene pula Beth bisa menjadi lebih terbuka akan kesedihannya yang ia keluarkan saat mengetahui Mr Shaibiel meninggal dunia. Jolene juga menyemangati Beth untuk melawan Borgov dan meraih kemenangan dunia.
Beth Harmon dan Lawan-Lawannya
Tentu saja hal yang tidak boleh lupa dibahas adalah penggambaran Beth Harmon sebagai pecatur perempuan di tengah-tengah dominasi laki-laki. Ia selalu berhasil mengalahkan lawan-lawannya yang semuanya laki-laki.
Selain cerdik dan piawai, dalam Queen of Gambit Beth digambarkan sebagai perempuan yang menawan. Tak heran setelah mengalahkan lawan-lawannya prianya, mereka tidur bersama.
Sisi lain dari ambisi Beth menaklukkan dunia catur juga ditampilkan dengan gambling. Dalam tiap pertandingan melawan kompetitornya, Beth selalu menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan-lawannya. Barangkali ini rahasia Beth sukses jadi “non jago” di dunia catur.
Karakter Beth tidak seperti karakter perempuan pada umumnya era 1950-1960an. Menurut Anya dalam wawancara bersama Observer, Beth adalah sosok pemberani dalam tindakan. Karena di dalam series ini Beth dapat melakukan hal yang ia mau yaitu dengan bermain catur dan tidak ada yang dapat mendiktenya.
Menariknya, Anya Taylor Joy pemeran Beth Harmon mengaku mulanya tak bisa bermain catur. Demikian halnya dengan Thomas Sangster pemeran Benny dan Harry Melling pemeran Harry Beltik juga tidak bisa bermain catur. Mereka hanya mengandalkan memori untuk bermain catur di depan kamera.
Anya juga mengungkapkan bahwasanya catur adalah olahraga yang identik dengan pria. Hal ini juga yang mendasari dirinya untuk mengambil peran Beth Harmon. Beth digambarkan sebagai seorang pecandu alkohol dan obat-obatan dari sisi perempuan.
“Saya membaca buku mengenai konstruksi pecandu alkohol yang dikaitkan dengan gender. Dari buku tersebut banyak pecandu alkohol laki-laki tetapi digambarkan jenius, sementara itu penggambaran perempuan justru sebaliknya,” ucap Anya.
Anya merasa senang bahwa setidaknya dalam serial Queen of Gambit, diksi alkohol bisa dimiliki siapa saja dan tidak memandang gender, dan Beth adalah perempuan yang jenius. Anya juga berharap bahwa serial ini dapat membuka mata bahwa kecanduan alkohol bukanlah suatu yang keren.