Kisah Vanessa Redgrave, Gunakan Kesempatan Menang Oscar untuk Suarakan Dukungan terhadap Palestina 

Kisah Vanessa Redgrave, Gunakan Kesempatan Menang Oscar untuk Suarakan Dukungan terhadap Palestina 

vanessa redgrave

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Vanessa Redgrave, aktris legendaris berkebangsaan Inggris yang mungkin banyak dikenal oleh generasi sekarang melalui karakternya sebagai nenek yang manis dan romantis bernama Claire mencari cinta pertamanya dalam komedi romantis Letters to Juliet (2010).

Sepanjang kariernya yang dimulai sejak 1958, wanita kelahiran 30 Januari 1937 yang mendapat gelar DBE dari Kerajaan Inggris ini pernah membuat kontroversi saat memberikan pidato kemenangannya sebagai aktris pendukung terbaik untuk film Julia dalam Academy Awards tahun 1978, sebuah acara penghargaan film bergengsi di dunia.

Dikritik keras karena memproduksi dokumenter tentang Palestina

Kisah Vanessa Redgrave, Gunakan Kesempatan Menang Oscar untuk Suarakan Dukungan terhadap Palestina  - Julia 708913225 mmed tile
Poster “Julia” (kiri) dan poster “The Palestinian” (kanan)

Vanessa Redgrave menghadapi reaksi keras setelah pidato penerimaan Piala Oscar tahun 1978, dimana dia mengucapkan selamat kepada Akademi karena melawan “sekelompok kecil penjahat Zionis (Zionist hoodlums)” yang menyerangnya karena memproduksi dan tampil dalam film dokumenter tentang Palestina.

Bahkan dalam video tersebut, terdengar beberapa di antara penonton tersentak oleh pidato Redgrave, sedangkan yang lain mencemooh. 

Pidato tersebut sebenarnya ditujukan kepada para ekstremis di Liga Pertahanan Yahudi, yang sudah melayangkan ancaman kepadanya, termasuk pembunuhan. Bahkan sempat terjadi aksi bom api di salah satu bioskop yang menayangkan film dokumenter tersebut. 

Tidak ada yang terluka dalam peristiwa tersebut dan seorang anggota liga tersebut dihukum atas peristiwa ini. 

Namun ungkapan “penjahat Zionis” tersebut telah mendiskreditkan atau memperlemah kewibawaan Redgrave. Bahkan ketika dia mengakhiri pidatonya dengan janji “untuk melawan anti-Semitisme dan fasisme seumur hidup saya.”

Lebih dari 40 tahun kemudian ketika ditanya kembali tentang insiden ini, Redgrave sama sekali tidak menyesali tindakannya.

“Saya tidak menyadari bahwa janji untuk melawan anti-Semitisme dan fasisme adalah hal yang kontroversial. Saya belajar bahwa ternyata memang demikian,” ucapnya. 

“Saya harus melakukan bagian saya,” katanya kepada The Hollywood Reporter dalam sebuah wawancara yang diterbitkan tahun 2018. 

“Semua orang harus melakukan bagian mereka, mencoba dan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Untuk mengadvokasi apa yang benar dan tidak kecewa jika Anda tidak segera melihat hasilnya.”

Kendati pidato Redgrave cenderung berisiko, kariernya tetap aman dan tidak terganggu karena statusnya di industri ini.

Sebab dia berasal dari keluarga yang turun temurun bekerja di industri perfilman dan punya nama yang besar.

Dianggap mendukung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)

Ketika Vanessa Redgrave sedang syuting film Julia di Paris, dia tinggal bersama beberapa mahasiswa Palestina yang menginspirasinya untuk memproduksi dan menceritakan sebuah film dokumenter berjudul “The Palestine.” 

Hal ini kemudian dianggap oleh beberapa pihak sebagai dukungannya terhadap PLO pimpinan Yasser Arafat.

Dalam tur untuk mempromosikan Julia, Redgrave juga memutar film dokumenter tersebut untuk calon distributor, dan Liga Pertahanan Yahudi keberatan, mengancam akan memboikot 20th Century Fox, studio di balik Julia kecuali jika mereka mengecam Redgrave dan berjanji untuk tidak merekrutnya lagi.

Film Julia sendiri bercerita tentang seorang detektif anti Nazi di masa Perang Dunia 2 yang diperankan oleh Redgrave dan temannya seorang penulis liberal Lilian Hellman yang diperankan Jane Fonda.

Tergabung aktivitisme lain dan melanjutkan perjuangan pembebasan Palestina

Kisah Vanessa Redgrave, Gunakan Kesempatan Menang Oscar untuk Suarakan Dukungan terhadap Palestina  - gettyimages 585365229 1024x1024 1
Aktris Vanessa Redgrave berbicara kepada orang banyak, diawasi oleh polisi, sebagai bagian dari demonstrasi Komite 100 perlucutan senjata nuklir di luar Kementerian Udara, di Richmond Terrace, London, 23 September 1962. (Foto oleh Keystone/Hulton Archive/Getty Images)

Sebelum mulai menyuarakan dukungan terhadap Palestina, Vanessa Redgrave memulai aktivismenya tahun 1961 dengan menjadi anggota aktif Committee of 10, kelompok anti perang Inggris yang dipimpin oleh Bertrand Russel, filsuf Inggris.

Anggota dari kelompok ini menggunakan perlawanan massal tanpa kekerasan dan pembangkangan sipil untuk mencapai tujuan mereka.

Kemudian di tahun 1968, Redgrave berpartisipasi dalam protes anti Perang Vietnam di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Grosvenor Square. Dia diizinkan memasuki kedutaan untuk menyampaikan protes.

Di tahun 1977, dukungannya terhadap Palestina semakin menguat ketika Redgrave menawarkan resolusi yang meminta serikat aktor Inggris untuk memboikot Israel, yang diduga menjual materi rekaman apa pun. Resolusi tersebut dilaporkan tidak dibawa ke pemungutan suara.

Tidak hanya sampai situ, dia debut di TV Amerika memerankan penyintas kamp konsentrasi dalam Playing for Time tahun 1980 yang kemudian membawanya memenangkan aktris pemeran utama terbaik Emmy Awards tahun 1981. 

Film yang diadaptasi dari tokoh nyata bernama Fania Fénelon ini sempat menentang pemilihan Redgrave untuk memainkan karakternya.

Pertentangan ini juga datang dari kelompok Yahudi, Rabbi Marvin Hier dari Simon Wiesenthal Center, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, dan Kongres Yahudi-Amerika. 

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel