Apa Itu Book Shaming? Yuk, Kenali Contoh dan Dampaknya Demi Iklim Baca yang Lebih Sehat

Apa Itu Book Shaming? Yuk, Kenali Contoh dan Dampaknya Demi Iklim Baca yang Lebih Sehat

Apa Itu Book Shaming

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Apakah kamu pernah berada di kondisi di mana orang lain membuatmu merasa malu, tidak percaya diri, atau merasa minder dengan buku yang kamu baca? Jika ya, kamu kemungkinan besar sedang terkena book shaming.

Tapi sebentar, apa itu book shaming? Apakah ia sejenis body shaming, tapi dalam dunia perbukuan?

Nah, untuk mengetahui apa itu book shaming, contoh book shaming, serta dampak-dampak yang ditimbulkan, simak ulasan apa itu book shaming berikut.

Apa Itu Book Shaming?

Menurut Urban Dictionary, book shaming adalah perilaku tertentu yang membuat seseorang merasa malu, merasa tak enak, atau merasa kurang percaya diri dengan apa yang ia baca.

Meskipun membaca buku dianggap sebagai kegiatan yang banyak manfaatnya dan kita didorong untuk sering-sering melakukannya, namun ada saja hal-hal yang dapat menjadi menjadi rintangan dalam membaca. Salah satunya ialah perilaku book shaming.

Lalu, seperti apa sih contoh-contoh perilaku book shaming?

Contoh Book Shaming

Setelah mengetahui apa itu book shaming, selanjutnya akan dibahas contoh-contoh perilaku book shaming. Ada beberapa perilaku book shaming yang kerap dijumpai, seperti mencibir atau merendahkan jenis bacaan seseorang serta menganggap rendah tingkat kecerdasan atau pendidikan orang lain hanya dari buku yang mereka baca.

Sebagai contoh, mahasiswa jurusan sastra mungkin akan dicibir jika terlalu sering membaca novel teenlit, alih-alih karya-karya sastra klasik dunia. Selain itu, orang-orang yang sudah memasuki usia dewasa, namun masih membaca karya-karya romansa yang populer di kalangan remaja, bisa juga rawan terkena book shaming.

Sebagai contoh, seorang pembaca Tere Liye, misalnya, diolok-olok karena ia membaca Tere Liye. Reputasi seorang penulis, jenis bacaan, konten dalam buku, hingga gagasan tak bisa serta merta direndahkan.

Ketimbang mengolok, bukankah lebih baik jika menyampaikannya dalam bentuk kritik? Tunjukkan kekurangan maupun kelebihan dari sebuah buku.

Kemudian, yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perilaku book shaming?

Dampak Book Shaming

Perilaku book shaming dinilai memiliki banyak dampak negatif. Pertama, terkena book shaming dapat membuat seseorang merasa malu untuk membaca buku favoritnya di ruang publik.

Seperti halnya pelarangan buku-buku yang dianggap berbahaya oleh pemerintah suatu negara sehingga membuat orang-orang membacanya secara sembunyi-sembunyi, perilaku book shaming juga dapat memunculkan efek serupa. Seseorang bisa jadi sampai lebih memilih membaca buku berlabel ‘sampah’ favoritnya secara sembunyi-sembunyi karena takut terciduk ‘polisi buku’.

Selanjutnya, book shaming dapat menghilangkan kenyamanan saat membaca. Seseorang yang dishaming bacaannya kemungkinan akan beralih kepada bacaan yang dianggap bagus oleh pelaku book shaming.

Meskipun mungkin ia tidak menyukai atau tidak cocok dengan bacaan tersebut, korban book shaming akan terpaksa tetap membaca buku yang dirokemendasikan kepadanya.

Kemudian, masih terkait dengan keterpaksaan dalam membaca jenis bacaan tertentu, book shaming dapat membuat seseorang menjadi tidak jujur, entah saat memilih maupun saat menilai buku bacaan.

Sambil memperlihatkan senyum palsu, seseorang akan mengatakan sangat menggemari karya-karya sastra klasik, meskipun bacaan tersebut sebenarnya terlalu berat atau menjemukan baginya. Hal ini dapat membuat orang tersebut menghabiskan waktu membaca hal yang tidak disukai. Tidak menutup kemungkinan ia juga akan buang-buang uang membeli buku yang sebenarnya tidak ingin dibeli.

Jadi intinya, book shaming merupakan perilaku yang tidak sehat dalam budaya membaca. Menilai atau mengkritik suatu buku sah-sah saja, asalkan dilakukan dengan cara yang benar.

Jika kamu menganggap suatu karya kurang baik atau buruk, berikanlah kritik yang jelas, terstruktur, serta masuk akal, alih-alih hanya melabelinya dengan sebutan-sebutan buruk tanpa didasari argumen yang kuat.

Lakukan penilaian atau kritik terhadap suatu karya secara keseluruhan, jangan hanya dari temanya atau penulisnya saja. Nah, dalam melakukan kritik terhadap suatu karya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya lewat kritik sastra.

Selain itu, usahakan melakukan kritik terhadap buku tanpa membuat pembacanya menjadi minder atau merasa malu, apalagi sampai membuat mereka menjadi tidak jujur. Ketimbang langsung menghakimi, lebih baik berdiskusi dengan orang lain terkait berbagai jenis bacaan secara sehat.

Demikian pembahasan terkait apa itu book shaming, contoh book shaming, beserta dampak yang dapat ditimbulkannya. Semoga dengan lebih memahami apa itu book shaming, utamanya terkait dampak-dampak negatifnya, kita dapat lebih bijak saat melakukan penilaian serta saat berinteraksi dengan pembaca lainnya agar dapat menciptakan iklim membaca yang sehat.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel