Sediksi.com – Terdapat berbagai pola pikir yang membentuk tiap individu berbeda dalam menjalani kehidupannya. Dalam konteks pengembangan diri serta pencapaian kesuksesan, terdapat dua pola pikir yang cukup umum dijumpai, yang mana berbeda satu sama lain. Pola pikir ini sering dipertentangkan sebagai growth mindset vs fixed mindset.
Carol Dweck, psikolog terkenal dari Universitas Stanford, yang mempelajari terkait motivasi manusia memberikan 2 teori terkait dua macam mindset serta hasil yang berbeda yang muncul dari mindset-mindset tersebut.
Untuk memahami lebih jauh terkait growth mindset vs fixed mindset serta bagaimana dampak yang dapat dihasilkan dari kedua jenis pola pikir yang berbeda itu, khususnya dalam dunia kerja, simak ulasannya berikut ini.
Growth Mindset vs Fixed Mindset
Selain dapat memberi dampak kehidupan, memahami perbandingan antara growth mindset vs fixed mindset dapat membentuk bagaimana orang-orang melihat serta menghadapi tantangan, kegagalan, dan potensi kita untuk tumbuh dan sukses.
Mari kita mulai dari perbedaan keduanya secara definisi. Dikutip dari Harvard Business School Online, growth mindset (pola pikir bertumbuh) adalah pola pikir yang melihat kemampuan, intelejensi, serta talenta sebagai hal-hal yang dapat dipelajari dan dikembangkan melalui usaha dan kegigihan.
Sedangkan fixed mindset (pola pikir tetap) adalah pola pikir yang melihat hal-hal tadi sebagai sesuatu yang secara inheren stabil serta tidak dapat diubah secara signifikan.
Seseorang yang memiliki growth mindset cenderung akan meyakini bahwa pengetahuan dan kemampuan yang dapat membantu menuju kesuksesan bisa dikuasai.
Orang-orang yang memiliki growth mindset melihat tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh dan berkembang. Kegagalan dipandang sebagai sebuah batu loncatan serta sebagai pelajaran berharga yang dapat membantu untuk proses evaluasi hingga akhirnya meraih kesuksesan.
Pola pikir ini cenderung akan mendorong orang-orang untuk terus belajar serta mendorong untuk dapat bertahan dalam menghadapi tantangan.
Di sisi lain terdapat orang-orang yang mengedepankan fixed mindset. Mereka yang memiliki pola pikir ini cenderung akan menghindari tantangan, yang mana dapat mengekspos keterbatasan yang mereka miliki atau mungkin persepsikan.
Ketakutan akan kegagalan serta dampak negatif dari kegagalan terhadap diri mereka sendiri seringnya akan menahan orang-orang dengan fixed mindset untuk mengejar peluang baru.
Growth Mindset vs Fixed Mindset dalam Dunia Kerja
Dikutip dari situs Kementrian Keuangan, Profesor Dweck dalam bukunya, Mindset: The New Psychology of Success, menunjukkan beberapa aspek yang agaknya dapat menjadi tolok ukur dalam menilai antara growth mindset vs fixed mindset.
Aspek-aspek tersebut juga cukup umum ditemui dalam dunia kerja. Sehingga, bagi orang-orang yang mungkin sedang membangun atau meniti karir dalam dunia profesional, ulasan berikut agaknya dapat membantu untuk lebih memahami mindset seperti apa yang penting dimiliki. Selain itu, ulasan berikut juga dapat dijadikan sebagai bahan renungan atau bahan evaluasi diri.
Growth Mindset vs Fixed Mindset dalam Melihat Kegagalan dan Kesuksesan
Baik mereka yang memiliki growth mindset ataupun fixed mindset akan memiliki pengalaman yang sama saat merasakan kesuksesan dan kegagalan. Kesuksesan atau pencapaian akan memunculkan semangat dan optimisme. Sementara kegagalan merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan atau bahkan menyakitkan.
Bagi mereka yang memiliki pola pikir tetap, kegagalan atau keberhasilan dapat menentukan nilai dan kemampuan pribadi mereka, karena hal ini menjadi bukti akan kemampuan mereka. Jika mereka berhasil, berarti mereka mampu, tetapi jika mereka gagal, berarti mereka dianggap tidak mampu.
Oleh karena itu, ketika orang-orang ini menghadapi kegagalan, mereka merasa tidak berharga dan tidak mampu. Ini membuat mereka cenderung menyerah dan enggan mencoba lagi. Bahkan, mereka mungkin akan menyalurkan energi negatif kepada orang lain.
Di sisi lain, bagi mereka yang memiliki pola pikir bertumbuh, kegagalan atau keberhasilan tidak menentukan nilai diri. Meskipun mereka mungkin merasa stres saat menghadapi kegagalan, mereka siap mengambil risiko, menghadapi tantangan, dan terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan melalui proses belajar.
Growth Mindset vs Fixed Mindset dalam Menerima Penilaian
Penting bagi individu dengan fixed mindset untuk mendapatkan penilaian dari orang lain karena ini menjadi cara untuk memvalidasi kemampuan mereka. Ketika mereka mencapai kesuksesan, orang lain akan memberikan penilaian positif.
Hal ini cenderung akan membuat orang-orang ini enggan mengambil tantangan baru yang di luar bidang keahliannya karena takut akan terlihat buruk. Jika mereka memutuskan untuk mencoba hal baru, mereka hanya akan melakukannya jika benar-benar yakin akan menghasilkan pencapaian positif.
Sementara itu, orang-orang dengan growth mindset tidak membutuhkan validasi dari orang lain terkait kemampuan mereka. Mereka lebih mengharapkan umpan balik (feedback) yang dapat membantu mereka dalam proses pengembangan.
Orientasi Growth Mindset vs Fixed Mindset dalam Melihat Proses dan Hasil
Orang-orang dengan growth mindset akan fokus pada pengembangan diri dan melihat rintangan sebagai suatu tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi. Mereka tidak mengharapkan kesempurnaan dalam waktu singkat, karena sadar bahwa proses belajar membutuhkan waktu dan usaha.
Orang-orang ini juga cenderung akan mengapresiasi dan menikmati setiap proses usaha serta pembelajaran karena percaya bahwa untuk menguasai sesuatu diperlukan usaha. Mereka menekankan pentingnya mencari strategi untuk mencapai keberhasilan, bukan hanya fokus pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan. Bahkan individu yang memiliki kecerdasan atau bakat luar biasa sekalipun perlu bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.
Adapun bagi orang-orang yang memiliki fixed mindset, perhatian mereka cenderung terfokus pada sifat-sifat yang dianggap tidak berubah. Mereka melihat bakat sebagai sesuatu yang dibawa sejak lahir, sehingga merasa khawatir menghadapi tantangan baru dan agaknya kurang menghargai proses dan usaha yang diperlukan.
Mereka beranggapan bahwa memiliki bakat yang baik akan membawa kepada kesuksesan. Orang-orang ini mungkin meyakini bahwa individu yang cerdas sejak lahir akan secara alami menghasilkan ide inovatif. Dalam dunia kerja, orang-orang ini juga mungkin akan cenderung melakukan tugas yang benar-benar mereka yakini akan menghasilkan pencapaian positif, dan cenderung akan menolak tugas yang tidak mereka yakini keberhasilannya atau di luar kemampuannya.
Growth Mindset vs Fixed Mindset dalam Melihat Kekurangan
Mereka dengan pola pikir tetap (fixed) cenderung menyembunyikan kelemahan yang dimiliki. Orang-orang ini berusaha menonjolkan kemampuan terbaik mereka untuk mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain. Oleh karena itu, mereka biasanya mengharapkan respons yang positif terhadap tindakan mereka.
Di sisi lain, bagi mereka dengan pola pikir berkembang (growth), kelemahan tidak perlu disembunyikan dan dapat diatasi melalui pembelajaran. Yang mereka butuhkan adalah informasi yang akurat dan sesuai untuk mendapatkan pemahaman yang sebenarnya tentang diri mereka sebagai bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik.
Feedbacks menjadi vital dalam hal ini. Sebab, dalam dunia kerja misalnya, ketika karyawan menerima pujian yang jujur dan mencerminkan kemampuan mereka, itu akan menjadi informasi berharga untuk pembelajaran dan pengembangan diri. Pujian untuk keperluan kesopanan atau penghargaan saja tidak akan membantu perkembangan diri sendiri maupun orang lain.
Itu tadi ulasan terkait growth mindset vs fixed mindset serta bagaimana dampak yang dihasilkan dari kedua jenis pola pikir ini. Dari pembahasan di atas, tersirat bahwa growth mindset merupakan jenis pola pikir yang hampir wajib dimiliki dalam upaya meniti karir serta meraih kesuksesan.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa untuk sepenuhnya selalu memiliki growth mindset adalah hal yang sulit dilakukan, sehingga jika masih terdapat fixed mindset dalam diri tidak perlu khawatir.
Mindset adalah hal yang terbentuk seturut perkembangan dan pengalaman hidup. Masih menyisakan pola pikir tetap dalam diri, tidak berarti pertumbuhan seseorang otomatis akan terhambat. Sebab, keduanya tidak harus selalu dijadikan dikotomi growth mindset vs fixed mindset
Alih-alih terjebak pada fokus demi “kemurnian” growth mindset namun tanpa menghasilkan bukti nyata, lebih baik alihkan fokus sebisa mungkin pada langkah-langkah konkrit untuk memaksimalkan evaluasi serta perkembangan diri.