Mengenal Juan Pablo Escobar, Putra Raja Kokain yang Berusaha Menebus Dosa Bapaknya

Mengenal Juan Pablo Escobar, Putra Raja Kokain yang Berusaha Menebus Dosa Bapaknya

Juan Pablo Escobar

DAFTAR ISI

Juan Pablo Escobar untuk pertama kalinya melihat wajah ayahnya di televisi bukan sebagai pahlawan rakyat miskin di Medellin, Kolombia. Melainkan sebagai penyebab kematian Menteri Rodrigo Lara Bonilla, Agustus 1984.

Saat itu Juan Pablo Escobar masih berusia 7 tahun. Menjadi momen pertama kali dirinya tahu bahwa orang yang ia cintai dan memberikan kasih sayang penuh pada dirinya adalah seorang penjahat. Bukan orang kantoran seperti yang ia kira.

Pablo Escobar sendiri telah memberi pengakuan pada anaknya tentang apa yang ia lakukan selama ini. Fakta ini Juan ungkapkan saat diwawancara jurnalis DW, Luis Garcia Casas.

Seiring berjalannya waktu, Juan Pablo Escobar kemudian mengungkapkan banyak hal. Sekaligus menjadi sumber utama media dan dunia yang ingin mengenal lebih jauh tentang sosok Pablo Escobar. Berbeda terbalik dibandingkan adiknya, Manuela Escobar yang mengambil sikap dengan menutup diri dari dunia luar hingga saat ini.

Juan Pablo Escobar Pernah Ingin Membalas Dendam

Juan Pablo Escobar atau yang saat ini telah berganti nama menjadi Sebastian Marroquin tertampar kenyataan pahit bahwa ayahnya mati ditembak pada tanggal 2 Desember 1993. Ia kemudian mengeluarkan respon reaksioner dengan memberi kecaman pada negara

Juan pun digadang-gadang akan menjadi Pablo Escobar II melanjutkan jejak kriminal sang ayah. Namun, hanya perlu waktu sepuluh menit sebelum kemudian dirinya sadar kalau apa yang ia katakan salah.

Pada wawancara yang sama Juan berkata, “Saya dikutuk untuk terus menyusuri jalannya, bisnisnya, dan metodenya. Jauh lebih sulit justru karena ini untuk berhasil memisahkan diri dari masa lalu itu, warisan kekerasan itu.”

Juan justru ingin membuktikan bahwa kekerasan yang telah dilakukan ayahnya adalah sebuah kesalahan. Dia pun meyakini kalau Pablo Escobar sepakat dengan pandangan anaknya tersebut. Toh, selama El Pablo hidup, tak pernah sekalipun meminta Juan untuk mengikuti jejak hidupnya.

Juan Pablo Escobar Ingin Menebus Kesalahan Sang Ayah

Pada tahun 2014, Juan merilis buku pertamanya di sela-sela kehidupannya sebagai seorang arsitek. Buku berjudul ‘Pablo Escobar, Ayahku’ ia tulis dengan maksud agar dunia, terutama anak muda sadar kalau kisah hidup sang ayah tidak boleh diulang.

Juan sadar kalau nama Pablo Escobar telah mendunia dan tentu melahirkan banyak stigma yang sulit dikontrol. Dalam film-film Pablo Escobar, juga terang menampakan kehidupan glamor dan terkesan inspirasional sehingga tidak menutup kemungkinan ingin ditiru oleh orang lain.

“Ada anak muda yang tidak tahu ceritanya dan tidak tahu konsekuensi dari kekerasan, yang melihat serial TV, menonton film atau membaca buku di luar sana tentang kehidupan ayah saya dan ingin menjadi seperti dia,” ungkapnya.

Juan ingin orang lain mengenal lebih dekat tentang ayahnya. Sekalipun ayahnya penuh kasih sayang pada keluarga, ia tidak berharap orang lain mengambil jalan menjadi seorang gembong narkoba demi membahagiakan keluarga. Banyak yang bisa ditiru dari Escobar, tapi bukan soal kekerasan.

Pesan yang sama, juga ia sampaikan melalui film dokumenter ‘Sky Documentaries Escobar v Escobar’ garapan sutradara Nicolas. Film ini sekaligus berperan dalam proses rekonsiliasi dirinya dengan putra Rodrigo Lara Bonilla, korban kengerian Pablo Escobar.

Saat diwawancara Freedom From Fear Magazine, Juan Pablo Escobar berkata, “Saya merasa memiliki tanggung jawab moral atas tindakan ayah saya. Paling tidak yang bisa saya lakukan untuk memberi penghormatan kepada para korban kekerasannya adalah meminta maaf atas tindakannya.”

Pandangan Juan Tentang Narkoba

Juan menilai kalau perdagangan narkoba akan terus ada sekalipun banyak undang-undang yang melarangnya. Sehingga, cerita kartel narkoba tidak akan berhenti hanya pada Pablo Escobar.

Mengutip data PBB, Juan menyampaikan bahwa ada dua ratus juta pengguna narkoba di dunia dan itu juga berarti menghabisi bandar narkoba dalam sehari bukanlah solusi. Pasalnya, permintaan terhadap narkoba sangat besar dan sesuai hukum pasar selalu ada orang yang akan memenuhinya.

Kendati demikian, Juan Pablo Escobar merasa kalau dunia harus berdamai dengan narkoba tanpa perlu melanjutkan perang yang melibatkan kekerasan. “Kita harus memerangi narkoba dengan edukasi dan informasi dari pemerintah dan keluarga,” ungkapnya.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel