Ironi negeri ini adalah saat pemerintah Indonesia begitu gencar mengkampanyekan inovasi dan industri kreatif, tapi perangkat penunjang tak disiapkan. Karya anak bangsa this, karya anak bangsa that. Anak bangsa lagi bingung cari pinjaman untuk kuliah.
Liberalisasi dalam dunia pendidikan digalakkan, banyak kampus harus mengikuti tren industri yang berorientasi pada dunia kerja namun abai terhadap esensi pembelajaran itu sendiri. Berbagai PTN ternama bahkan mulai beralih menjadi kampus otonom yang berorientasi pada bisnis.
Stabilitas keuangan suatu organisasi memang penting. Namun dengan menjadi badan hukum, PTN malah memberi porsi lebih pada mereka yang memiliki tingkat ekonomi atas alih-alih mempraktikkan meritokrasi dan mengabaikan prestasi sebagai acuan.
Bagaimana Cara Bisa Kuliah tapi Gak Punya Uang?
Manusia tak bisa menentukan lahir dari orang kaya. Pada tahun 1989, Emmy Warner, seorang psikolog pembangunan mempublikasi sebuah hasil penelitiannya di Hawaii yang berlangsung selama 32 tahun.
Dari sampel 698 anak-anak yang diteliti dari lahir sampai usia tiga dekade, dua pertiga lahir dari orang tua bahagia dan berkecukupan, sepertiga lainnya berasal dari kalangan sosial-ekonomi rendah.
Hanya sepertiga dari anak-anak sosial-ekonomi rendah ini yang berhasil sukses dalam hidup. Lalu bagaimana orang bisa memiliki daya tahan banting? Ada dua elemen yang perlu diperhatikan untuk bisa kuat: keberuntungan dan aspek psikologis.
Seseorang yang semenjak kecil sudah dipenuhi dengan perjuangan hidup paling tidak perlu memiliki lingkungan yang suportif dan peduli. Jika tidak, lingkungan yang toxic bisa semakin memperburuk hidupnya kecuali ia memiliki sisi psikologis yang bagus.
Internal Locus of Control. Seseorang yang tahan banting tak harus bergantung dengan orang lain. Mandiri, independen, adalah aspek-aspek yang bukan tidak mungkin untuk dipelajari.
Bagaimana biar dapat kerja dan gaji layak? Tingkatkan kualitas pendidikan. Lulus SMA/SMK, mau daftar kampus swasta tapi mahal, mau masuk kampus negeri tapi persaingannya ketat. Bingung? Pikirkan cara biar dapat pinjaman untuk kuliah.
Di mana Saya Bisa Dapat Pinjaman untuk Kuliah?
Kemegahan terakhir dari seorang pemuda adalah idealisme, kata Tan Malaka. Namun tanpa melihat realita dan perhitungan yang matang, remaja tak bergerak ke mana-mana dan hanya akan terjebak pada imaji yang indah-indah saja.
Berhutang bukanlah sesuatu yang hina kecuali Anda mampu membayarnya. Saat ini, banyak platform digital menyediakan pinjaman uang agar seseorang mampu memenuhi kebutuhan pendidikannya.
Berikut adalah beberapa aplikasi yang menawarkan kredit bagi para mahasiswa yang terkendala dalam biaya kuliah.
Danadidik
Jika Anda masih merasa dihantui dengan pinjol atau memiliki trauma tersendiri terhadapnya, maka Danadidik mungkin bisa jadi alternatif. Perusahaan yang sudah berdiri selama 7 tahun ini memiliki program Peer to Peer Lending yang unik.
Cara kerjanya yaitu mempertemukan mahasiswa yang membutuhkan suntikan dana untuk kuliah dengan pihak pengucur dana.
Danacita
Bermitra dengan banyak perguruan tinggi, lembaga ini memungkinkan mahasiswa yang telah mengajukan pinjaman untuk selanjutnya akan terintegrasi dengan perguruan tinggi berafiliasi.
Hal ini membuat keamanan mahasiswa kreditur terjamin. Hal yang perlu diketahui hanyalah memastikan kampus Anda berpartner dengan Danacita, baru kemudian semuanya akan lancar.
Pintek Pendidikan
Didirikan pada tahun 2018 oleh anak muda bernama Tommy Yuwono. Bermula dari susahnya mencari pinjaman untuk membiayai perkuliahan, ia yang saat itu akhirnya mengandalkan beasiswa, bercita-cita mendirikan platform kredit untuk kuliah.
Meski Pintek didapuk sebagai karya anak bangsa, nyatanya ia didirikan Tommy dengan bantuan Ioann, Co-Founder lain asal Prancis. Banyak lembaga menyediakan student loan di negara asal Ioann sehingga pinjaman pendidikan sudah terdengar familiar baginya.
Kesimpulan
Fakta menunjukkan 1% orang kaya di Indonesia menguasai hampir separuh kekayaan negeri. Semua orang terlahir setara, kata orang bijak, namun nyatanya tak setiap orang merasakan indahnya menang lotre kehidupan.
Ketimpangan akan ekonomi begitu nyata, dan negara adalah hantu yang menebarkan ketakutannya. Dalam pendidikan negara juga gagal, seolah mereka yang miskin tak bisa memiliki akses untuk kuliah.
Dengan mendapatkan pinjaman untuk kuliah, setidaknya membuat beban tagihan mahasiswa sedikit ringan mengingat kondisi ekonomi saat ini yang serba mencekik.